PALANGKA RAYA- Politikus PDIP Asdy Narang yang sebelumnya masuk bursa pilkada akhirnya menegaskan niatnya maju dan mengikuti proses penjaringan. Anggota DPR-RI dua periode ini mendaftarkan diri di menit-menit akhir penutupan penjaringan di PDIP.
Asdy yang punya hubungan kekerabatan dengan mantan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang ini juga memiliki kans besar mendapat amanah dari partai. Namanya sudah mengakar dalam dunia politik di Kalteng. Dalam Pilkada 2015 lalu, dia menjadi satu dari tiga nama yang digodok DPP PDIP untuk menjadi calon gubernur, namun gagal.
”Selama dua periode saya di DPR RI, memang saya mengabdi untuk negara. Setelah itu selesai, tentu saya ingin melanjutkannya lagi dengan mengabdi untuk masyarakat Kalteng,” katanya, Sabtu (28/9).
Mendaftar menjelang penutupan masa penjaringan bukan tanpa alasan. Asdy mengaku punya feeling kapan saat terbaik untuk mendaftarkan diri. Dia menegaskan hal itu tak ada kaitannya dengan memantau potensi figur yang sebelumnya mendaftar di PDIP.
”Saya tidak memantau siapa saja yang mendaftar. Tapi, saya punya perasaan kapan waktu mendaftar untuk mendapatkan yang terbaik,” ucapnya.
Para pendaftar sebelumnya, lanjutnya, memang merupakan figur yang luar biasa. Tak sedikit merupakan kepala daerah dan elite partai, sehingga ke depan tinggal bagaimana para kontestan bersaing dengan baik. Jangan sampai saling menjatuhkan.
Asdy enggan berandai-andai siapa yang ditunjuk dan mendapat amanah partai. Terlebih di satu sisi para figur tersebut mendaftar tidak hanya pada satu partai politik. ”Banyak kan yang mendaftar, tentunya sama-sama punya potensi. Jadi, nanti kita tunggu saja bagaimana putusan partai,” katanya.
Penjaringan Gerindra
Sementara itu, penjaringan bakal calon kepala daerah yang dibuka Partai Gerindra ”diserbu” para pelamar. Sejak dibuka 16 September dan sampai penutupan pendaftaran, Sabtu (29/9) lalu tercatat ada 7 nama yang resmi mendaftar untuk pesta demokrasi tahun depan.
Pendaftar bakal calon gubernur, di antaranya Sugianto Sabran, Alida Handau Lampe (kader Gerindra/pengusaha tambang emas), Ben Brahim (Bupati Kapuas), Abdul Razak (Ketua Dewan Pembina DPD Golkar/Wakil Ketua DPRD Kalteng), Willy M Yoseph (anggota DPR RI terpilih), dan Asdy Narang (anggota DPR RI 2014-2019). Ada pula Ujang Iskandar yang mendaftar untuk balon wagub Kalteng.
Selain Pilkada Kalteng, pelamar untuk Pilkada Kotim juga laris. Di antaranya, Heriansyah (mantan anggota DPRD Kalteng/kader Gerindra), Tunjang Yohanes (pengusaha), Taufiq Mukri (Wakil Bupati Kotim), Supriadi (Ketua DPD Golkar Kotim), Suprianti Rambat (pengusaha properti).
Kemudian, Haji Sanidin (anggota DPRD Kotim/kader Gerindra), Sutikno (anggota DPRD Kotim/kader Gerindra), Ferry Haidir (anggota DPRD Kalteng), Halikinnor (Sekda Kotim, dan Siyono (Camat Parenggean).
Ketua Tim Pendaftaran dan penjaringan Partai Gerindra Kuwu Senilawati mengatakan, Gerinda sudah menutup pendaftaran bakal calon gubernur, wakil gubernur Kalteng, bupati, dan wakil bupati Kotim. Sejumlah nama yang masuk akan disampaikan ke DPP untuk dipertimbangkan, termasuk dilakukan tes.
”Tim penjaringan sudah menyelesaikan tugas sejak 16-28 September. Mendapatkan beberapa nama mendaftar. Nama yang masuk di tim akan diproses sesuai aturan partai,” ujar Senilawati.
Setelah penutupan, pihaknya langsung melapor ke DPP Gerindra untuk ditindaklanjuti. ”Kami tidak punya hak eliminasi. Semuanya ke DPP,” ujarnya.
Senilawati menuturkan, semua nama yang masuk berpeluang dapat rekomendasi. Sebab, Gerinda menerapkan keterbukaan. ”Semua berpeluang sama. Kita terbuka. Tinggal nanti bagaimana berkoordinasi dengan DPP pusat dan meyakini rekomendasi nanti tidak di luar dari nama yang sudah mendaftar,” tegasnya.
Sekretaris tim penjaringan Jainudin Karim menambahkan, siapa pun yang rekomendasi Gerindra merupakan hak DPP. Balon yang terdaftar akan menjalani fit and proper test.
”Semua kewenangan DPP. Kami juga akan memanggil mereka untuk fit and proper test . Di situlah akan terlihat kepemimpinannya ke depan bagaimana. Pokoknya Gerindra satu komando,” katanya.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) Farid Zaky mengatakan, kekuatan partai sangat mendukung kemenangan calon yang diusung. Terutama basis partai di tingkat kabupaten dan kota yang perpotensi mendulang suara besar.
Hal lain yang juga menentukan, lanjutnya, tingkat ketokohan (popularitas) calon. Hal itu jadi faktor kunci. ”Basis politik akan maksimal jikalau secara pribadi tokoh yang bersangkutan juga mampu diterima masyarakat,” ujarnya.(daq/sho/sos/ign)
)