SAMPIT— Setiap tahunnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari data kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Bahkan hingga hingga November tahun ini kunjungan wisatawan lebih kurang 2.190 orang.
Berdasarkan data pada tahun 2017 kunjungan ke Kotim tidak sampai 200 orang, kemudian meningkat di tahun 2018 menjadi kurang lebih 1.991 orang. Semoga akan semakin meningkat kunjungan wisatawan hingga akhir tahun.
Bupati Kotim Supian Hadi mengatakan, budaya Dayak begitu menarik minat kunjungan wisatawan, sehingga dinilai bisa menjadi aset wisata khususnya di Kotim mulai dari pesisir selatan hingga utara Kotim.
“Budaya - budaya di Kotim ini bisa menarik wisatawan mancanegara, tinggal bagaimana cara pengemasan dan promosinya saja lagi,” jelas Supian saat membuka Sampit Ethnic Carnival (SEC) 2019, Minggu (15/12) kemarin.
Disebutkannya Kotim sejak tahun 2017 telah mencanangkan diri sebagai kota wisata, khususnya di Indonesia dan terkhususnya lagi di Kalimantan Tengah, dilihat dari beragamnya aset budaya dan lokasi objek wisata yang dapat menarik minat wisatawan.
“Siap tidak siap terutama sejak 2017, kita mencanangkan Kotim sebagai salah satu kota tujuan wisata, sehingga harus terus digeliatkan,” terangnya.
Ditambahkannya, jika berbicara pariwisata di beberapa daerah seperti Malang, Surabaya, dan Bali. Kotim belum ada apa - apanya dan diakuinya Kotim belum bisa mengejar pencapaian mereka, karena butuh waktu yang tidak sebentar.
“Butuh waktu mungkin paling sebentar 50 tahun, untuk kota - kota wisata yang ada saat ini di Indonesia untuk mereka bisa jadi kota wisata seperti sekarang ini,” ujarnya.
Saat ini sedang trennya kembali ke alam, artinya banyak yang bisa dimanfaatkan dari alam yang bisa menjadi objek wisata disamping budayanya, yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan menjadi sumber penghasilan atau aset wisata yang dapat mendatangkan kunjungan wisatawan ke Kotim.
“Sudah mulai terasa peningkatan, memang secara langsung bagi kita tidak akan teras manfaatnya, tetapi secara tidak langsung menciptakan lapangan pekerjaan seperti ojek, hotel, ataupun rumah makan,” pungkasnya. (yn/dc)