PALANGKA RAYA- Sambaran petir hingga mencabut nyawa Ahmat Yamani (27) warga Jalan Mangku Raya, pada Kamis (9/1) lalu menjadi perhatian khusus beberapa pihak. Hal ini mengingat kondisi Palangka Raya saat ini selalu dilanda hujan dan angin disertai petir.
Atas kejadian itu, masyarakat Kota Palangka Raya diminta untuk waspada dan menghindari berteduh di bawah pohon atau tempat terbuka, ketika hujan disertai angin dan petir.
Seperti diutarakan Komandan Regu Damkar Kota Palangka Raya Sucipto menyampaikan, berduka atas kepergian almarhum, terlebih kematian tersebut lantaran tersambar petir saat berteduh di bawah pohon.
“Saat terjadi cuaca ekstrim disertai kilat dan petir, jangan pernah menggunakan handohone apalagi headset. Berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing, agar terhindar dari marabahaya," ujarnya, kemarin.
Sucipto juga memberikan beberapa tips lain terhindari dari hal itu, yakni segeralah masuk ke dalam ruangan atau mobil ketika mendengar petir. Kemudian jika sedang di kolam renang atau perairan, segeralah naik dan menjauh, karena petir dapat menghantarkan energi melalui air.
Kemudian, jangan berlindung di bawah pohon. Sebab, petir dapat menyambar pohon dan energinya melompat ke tubuh. Jauhi tiang listrik, menara, atau sesuatu yang tinggi yang mudah tersambar petir.
”Jangan berada di tanah lapang, seperti sawah, lapangan bola, atau taman. Karena petir mencari tanah untuk melepaskan energinya. Jika sedang mengendarai motor, berhentilah dan mencari tempat berlindung,” paparnya.
Terakhir tambah Sucipto, jika berada di luar ruangan, atur jarak dengan orang lain antara tiga hingga lima meter agar terhindar dari lontaran energi saat ada petir.
”Baiknya saat musim hujan baik sedang ataupun lebat usahakan jangan memaksakan diri untuk keluar rumah. Jika menggunakan mobil, jangan keluar kecuali ada hal penting. Termasuk jangan memakai perhiasan yang menggunakan logam," paparnya,Jumat (10/1).
Sementara itu, Kabid Data dan Informasi Tagana Kalteng Sugeng menambahkan, agar masyarakat selalu waspada jika terjadi cuaca ekstrim. Diantaranya tidak berada di lahan lapang. Karena petir akan melepaskan energinya ke tanah.
"Kita turut berduka atas terjadinya sambaran petir yang menewaskan seorang buruh bangunan. Jadikan sebagai pembelajaran bagi kita untuk mengetahui cara aman saat menghadapi cuaca ekstrim. Berharap tidak terulang kembali," imbuhnya.
Sementara itu, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri menambahkan, benar almarhum meninggal dunia karena sambaran petir hingga mengalami luka di bagian tangan kanan berupa penebalan kulit pada pangkal jari dan sekitarnya, hingga berwarna hitam.
Kemudian, lanjutnya, terdapat pula luka di pangkal paha kanan lecet dengan adanya penebalan di sepanjang sisi luka lecet sepanjang 13 cm. Di mulai dari awal pinggul mengarah ke bawah.
”Ciri-ciri luka tersebut adalah menunjukan akibat dari sengatan petir. Sengatan petir masuk dari tangan kanan dan keluar dari paha kanan. Intinya kami turut berduka dan meminta masyarakat untuk benar-benar waspada dan berhati-hati atas kondisi cuaca saat ini.” pungkasnya.(daq/gus)