PALANGKA RAYA - Kabar duka datang dari lingkungan Polri. Kepala Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Kalimantan Tengah Brigjen Pol Marudut Hutabarat menghembuskan nafas terakhir di RS Siloam Palangka Raya. Almarhum dimakamkan dengan prosedur penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Marudut Hutabarat meninggal dunia, Rabu (29/4) pukul 21.45 WIB, di usia 53 tahun. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989 mengalami serangan jantung. Sempat dua hari menjalani perawatan medis di rumah sakit tersebut, alumnus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) 1997 ini dinyatakan meninggal.
Marudut Hutabarat dimakamkan Kamis (30/4) pukul 01.30 WIB melalui prosedur pemakaman Covid-19. Belum diketahui hasil swab karena harus menunggu 3-4 hari ke depan.
Dalam video yang beredar, jenazah dimasukkan dalam peti dan dibawa menggunakan ambulans oleh para medis berpakaian hazmat untuk dimakamkan di Km 12. Tampak kerabat dan jajaran BNNP serta pendeta membacakan doa dan riwayat hidup jenderal bintang satu itu.
Awalnya jenazah akan dimakamkan di Semarang. Karena situasi di tengah wabah, akhirnya jenazah dimakamkan di TPU Pal 12 Palangka Raya.
Posisi Marudut Hutabarat di BNNP Kalteng digantikan oleh Bintari. Pelaksana tugas harian Ka BNNP Kalteng Bintari membenarkan bahwa kepala BNNP Kalteng meninggal dunia disebabkan serangan jantung. Sebelum meninggal dunia, Marudut Hutabarat sempat dirawat di rumah sakit dan awalnya mengaku jantung berdebar dan sesak nafas.
“Masuk rumah sakit hari Selasa (28/4). Awalnya jantung berdebar dan sesak nafas. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pemakaman dilakukan dengan prosedur penanganan Covid-19,” ungkapnya, Kamis (30/4).
Mantan Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Tengah AKBP I Made Kariada juga membenarkan kepergian kepala BNNP Kalteng. Dia pun berduka atas meninggalnya pria berpangkat jenderal bintang satu tersebut. Terlebih semasa memimpin BNNP, Marudut Hutabarat sangat baik dan berkomitmen dalam pemberantasan dan pencegahan narkotika.
“Benar, beliau meninggal dunia. Saya pun merasa sangat kehilangan sebab semasa beliau memimpin di BNNP Kalteng sangat baik, bijaksana, disiplin tegas, berwibawa, menguasai administrasi dan lapangan. Kami merasa kehilangan, karena beliau sangat cepat dipanggil Yang Maha Kuasa,” tulis Made.
”Saat ini BNN berduka, namun yang pasti kami terus akan melanjutkan kinerja dalam memberantas peredaran narkoba,” kata perwira menengah Polri ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Soejai mengatakan, kepergian almarhum menjadi duka terdalam bagi BNNP. Brigjend Madurut Hutabarat sosok yang cerdas dan gentol dalam pengungkapan narkoba.
“Saya menilai bahwa beliau mampu membentuk tim work yang sangat baik, memiliki inovasi dan hal utama berdedikasi tinggi dalam memajukan BNNP Kalteng,” pungkas mantan Kepala BNN Kota Palangka Raya ini. (daq/yit)