PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menegaskan, pentingnya edukasi, informasi, dan komunikasi guna menciptakan kesadaran masyarakat terkait berbagai protokol kesehatan Covid-19 dan adaptasi kebiasaan baru (new normal). Khususnya terhadap anak-anak.
Selain yang berusia di atas 60 tahun, anak-anak juga dianggap salah satu kelompok umur yang rentan terhadap keterpaparan penyakit. Sehingga anak-anak juga harus tahu dan memahami langkah perlindungan dari pandemi Covid-19.
”Angka kesembuhan di Kalteng sudah tinggi, jadi ini harus dipertahankan. Sehingga diharapkan adaptasi kebiasaan baru dan upaya pencegahan Covid-19 ini wajib dipahami oleh semua pihak termasuk anak-anak,” ujar Sugianto, kemarin.
Di tengah pandemi yang masih berlangsung ini lanjutnya, orang tua wajib memastikan anak-anak memahami adaptasi kebiasaan baru melawan pandemi. Setidaknya ada tiga hal yang harus diberikan pemahaman. Diataranya menjaga jarak aman sekitar minimal satu meter, mengajari anak menggunakan masker dengan benar, kemudia yang ketiga sesering mungkin untuk mencontohkan kepada anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
“Setidaknya kalau anak-anak ini paham, maka keluarga juga terjaga dari penularan Covid-19. Mengajari tiga hal itu saya rasa bukan hal sulit, karena itu semua bisa diajarkan kepada anak kapan saja,” ucapnya.
Sugianto mengakui, pemerintah tengah berupaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di Kalteng. Salah satu yang baru-baru ini dibuat pemerintah, yakni gerakan massal menggunakan masker sebagai tindak lanjut pengetatan protokol kesehatan.
Tidak hanya itu, hingga saat ini pun proses belajar mengajar tatap muka masih dipertimbangkan oleh pemerintah karena kondisi pandemi yang saat ini masih terjadi. Maka dari itu, orang tua ataupun tenaga pendidik diingatkan untuk memberi dukung anak agar tetap belajar termasuk memperluas pilihan metode belajar dari rumah.
“Yang nimim jaringan internet bisa menggunakan metode lain, sehingga anak tetap belajar. Sedangkan yang memungkinkan menggunakan daring, ya tetap harus diawasi pembelajaran dan partisipasi muridnya,” pungkas Sugianto. (sho/gus)