PANGKALAN BUN - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Dusun Bungur, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menghanguskan belasan hektare perkebunan.
Kebakaran area perkebunan kelapa sawit ini diduga akibat pembukaan lahan oleh masyarakat setempat. Kejadian diinformasikan telah berlangsung sejak hari Minggu 30 Agustus 2020 hingga 1 September 2020.
Teriknya cuaca dan kencangnya hembusan angin serta sulitnya akses menuju titik api, membuat petugas kesulitan. Sedangkan di sisi lain api semakin meluas dan tidak mampu diatasi oleh Satgas darat hingga terus membata selama 3 hari.
Satgas Karhutla yang terdiri dari BPBD Kobar, Manggala Agni, Tagana, TNI dan Polri serta relawan MPA terus berjibaku dengan menembus akses masuk mendekati titik api dengan damkar portable yang dipanggul sejauh ratusan meter.
Kendati demikian, api terus merembet dan membakar vegetasi semak belukar, ilalang dan pakis-pakisan, terlebih di lahan yang terbakar merupakan gambut dalam sehingga sangat menyulitkan satgas Karhutla.
Selain ditopang kekuatan satgas darat, personil dibantu dengan 1 unit helikopter water boombing jenis Mi-8 MTV dengan register ex-08023 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang sejak bulan lalu standby di homebase Lanud Iskandar Pangkalan Bun.
Peristiwa Karhutla tersebut juga menyita perhatian Kapolres Kobar AKBP Andi Kirana dan Dandim 1014 Pangkalan Bun Letkol Arh Drajad Tri Putro yang turut melakukan pemadaman di lokasi karhutla.
Menurut Kasi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Pahrul Laji kebakaran yang terjadi sejak hari Minggu hingga Senin 1 September 2020 tersebut telah menghanguskan seluas 14 hektar perkebunan kelapa sawit.
Ia menegaskan bahwa sumber kebakaran di dusun Bungur tersebut dilakukan oleh masyarakat yang sengaja membuka lahannya.
"Kita langsung lakukan groundcek di lokasi kejadian pada hari pertama kebakaran, serta mengerahkan personel TRC BPBD yang dibantu oleh TNI dan Polri, relawan serta dilakukan pemadaman melalui jalur udara dengan menggunakan helikopter water boombing," ungkapnya.
Selama tiga hari kebakaran tersebut, helikopter milik BNPB tersebut telah memuntahkan sebanyak 552 ribu liter air dari udara ke sejumlah titik api.
Beruntung pada hari ke tiga kebakaran hutan dan lahan perkebunan sawit tersebut, cuaca di Kota Pangkalan Bun mendung dan turun hujan lebat, sehingga memudahkan dan membantu satgas Karhutla dalam melakukan penanganan.
"Saat ini api sudah padam, terbantu oleh hujan deras yang mengguyur Pangkalan Bun," ungkapnya.
Sementara itu, Danramil 01/Arsel Lettu Inf Faturrahman mengungkapkan bahwa akses menuju titik api sangat sulit, karena jalan berlumpur dan harus dilanjutkan lagi dengan naik perahu, serta dipenuhi semak belukar dan lahan gambut.
Menurutnya, titik terjadinya kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) terletak pada satu hamparan di pangkalan Bungur Kelurahan Baru dengan jarak tempuh ke lokasi Karhutla dari Markas Koramil 04 sekitar 28 Kilometer.
"Meski angin kencang acap berubah rubah arah, dan pasokan sumber air sulit didapat, namun kita dengan TRC BPBD, relawan serta Polri tetap semangat memadamkan api," ujarnya.
Terlebih, tim gabungan menghadapi kendala dalam memadamkan api di lokasi dengan vegetasi jenis tanahnya gambut ditambah lagi lahan yang terbakar berupa semak belukar kering, sehingga sulit untuk dipadamkan. (tyo/sla)