PALANGKA RAYA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Tengah (Kalteng) Fahrizal Fitri memastikan, pemerintah provinsi tidak mendatangkan tenaga kerja dari luar dalam pelaksanaan program food estate, yang dikembangkan di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas.
Ia menegaskan, pemerintah akan mengandalkan para petani lokal di daerah tersebut, yang selama ini mengembangkan sektor pertanian setempat. Ini artinya pemerintah tidak akan mendatangkan tenaga kerja dari luar Kalteng untuk terlibat langsung dalam program tersebut.
“Sekarang ini program food estate yang dijalankan melibatkan petani yang sudah ada, jelas kepemilikannya. Jadi tidak ada mendatangkan orang dari luar untuk program ini,” katanya, Selasa (1/9)
Memang kendala yang dihadapi saat ini yakni kekurangan jumlah pekerja dan teknologi yang digunakan. Mengatasi hal tersebut, Kementerian Pertanian sendiri telah memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) berupa 98 unit traktor roda empat, 150 unit traktor roda dua dan 35 unit rice transplanter.
Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu juga didemokan atapun dipraktikkan metode penaburan pupuk menggunakan drone. Metode tersebut lebih mempercepat penaburan, karena satu hektare lahan hanya memerlukan waktu kurang lebih satu jam.
“Karena memang lahan untuk food estate inikan luas di dua kabupaten, jadi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja ini maka salah satunya memberikan peralatan, sehingga proses tanamnya pun juga lebih cepat,” ucapnya.
Sekda menambahkan, pemerintah tidak memiliki rencana untuk mendatangkan tenaga kerja dari luar dalam bentuk transmigrasi atau lainnya. Kalaupun ada program transmigrasi, maka pola yang dilakukan hanya kepada masyarakat lokal.
“Program strategis nasional ini bisa berjalan dengan lancar, sehingga masyarakat Kalteng bisa terlibat aktif dalam proses - proses ini termasuk pada pelaksanaannya,” pungkasnya. (sho/dc)