KOTAWARINGIN LAMA - Debit air yang merendam sejumlah titik jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama mulai surut, namun warga masih ramai datang ke titik banjir di kilometer 36.
"Air sudah mulai surut dan banjir yang menggenangi jalan sudah tidak berbahaya, namun masih menjadi magnet bagi warga untuk ke sini," kata Jamal di kilometer 36 Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, Jumat (25/9).
Jamal selalu membawa anaknya untuk mandi sore ke tempat ini dalam sepekan terakhir. "Yang datang ke sini sebagian besar anak muda, untuk mandi-mandi atau sekedar jalan-jalan," ujarnya.
Sementara itu di kilometer 30, kedalaman air sekitar 70 hingga 80 centimeter. Dengan kedalaman ini, kendaraan roda dua harus menggunakan jasa getek.
"Untuk amannya saya menggunakan jasa getek, daripada sepeda motor saya bermasalah saat menerobos banjir," ucap Nurdin, Lurah Kotawaringin Hilir yang kebetulan melintas di titik banjir kilometer 30.
Sebelumnya, di ruas jalan antarkabupaten dan antarprovinsi ini ada tiga titik banjir, yakni kilometer 29, kilometer 30, dan kilometer 36. Namun kemarin tinggal di kilometer 30 yang memaksa mobil dan truk berenang.
Dari pantauan Radar Sampit, banjir di kilometer masih rawan jika tidak ada pemandu jalan, karena rambu darurat yang dipasang Satlantas Polres Kobar sudah hilang.
"Rambu darurat hanya bertahan sehari semalam, karena setelah dipasang pada keesokan paginya sudah hilang, karena hanyut terbawa arus," ucap warga yang ada di sekitar titik banjir kilometer 30. (gst/yit)
