NANGA BULIK - Pembangunan pasar rakyat yang berasal dari APBN tugas pembantuan II di bagian paling belakang Pasar Induk Lamandau tidak rampung. Secara kesat mata, fisik bangunan belum ada yang selesai.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lamandau Penyang Lanen membenarkan bahwa proyek bangunan pasar tersebut memang tidak diselesaikan oleh rekanan. Pihaknya terpaksa melakukan pemutusan kontrak dan melakukan proses black list kepada perusahaan yang mengerjakannya.
Bangunan pasar yang di belakang (bangunan ketiga) progresnya baru mencapai 70,1 persen, dengan nilai kontrak Rp 1,9 miliar. Sumber dananya berasal dari APBN tugas pembantuan (TP) Kementerian Perdagangan," kata Penyang.
Mestinya, pekerjaan rampung pada 19 Desember. Meski sudah diberi perpanjangan waktu 10 hari hingga 29 Desember, pekerjaan tidak selesai juga.
"Kami sudah ingatkan terus menerus tiap rapat dan di lapangan, hingga surat teguran selalu kami singgung masalah progres pekerjaan, tapi pihak rekanan memang tidak terlihat itikad untuk penyelesaiannya," cetusnya.
Dari progres fisik 70 persen tersebut, realisasi keuangan yang sudah masuk ke pihak rekanan mencapai 64,9 persen atau sekitar Rp 1,3 miliar. Pihak rekanan tampaknya sudah angkat tangan.
"Kita tentu dirugikan dengan gagalnya pembangunan pasar ini, karena kita jadi tidak bisa memanfaatkannya. Namun nantinya bangunan yang tidak selesai ini akan dilanjutkan oleh pemda, mungkin di APBD perubahan atau murni tahun depan," bebernya.
Meskipun bangunan pasar saik paling belakang ini belum selesai, tidak akan mengganggu proses rencana relokasi pedagang pasar dari pasar lama ke pasar induk, karena jumlah lapak dan kios dari bangunan pasar induk utama di depan dan pasar saik TP I yang di tengah masih cukup untuk menampung seluruh pedagang pasar. Bahkan dalam waktu dekat pihaknya akan mulai melakukan sosialisasi ke pedagang.
Pantauan di lokasi, kawasan Pasar Induk Nanga Bulik terbagi dalam tiga bangunan utama. Pertama, bagunan paling depan dan paling besar adalah pasar kering yang diperuntukan para penjual sandang, sembako, dan cafetaria. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, namun baru lantai satu yang rampung dan siap pakai.
Kedua, bangunan pasar rakyat untuk berjualan sayur mayur dan ikan. Gedung ini tampak lebih sempurna dibanding dua bangunan lainnya. Dibangun pada tahun 2018 lalu, juga dari dana APBN tugas pembantuan.
Dan yang terakhir, paling belakang merupakan bangunan pasar yang paling parah. Tampak pasir hingga batu koral masih menumpuk di halaman gedung. Tumpukan keramik belum terpasang juga terlihat di tengah bangunan. Pengerjaan bangunan bagian depannya masih amburadul. Jangankan finishing bangunan, pintu-pintu tiap los (ruang jualan) pun tak ada. Bahkan, bangunan itu tak bisa difungsikan karena meja-meja los dan lantai belum selesai.
Di data LPSE Lamandau, diketahui perusahaan yang mengerjakan bangunan pasar tersebut adalah CV Putra Borneo Mandiri, yakni yang menjadi pemenang tender paket pekerjaan kontruksi fisik Pasar Rakyat Nanga Bulik II dengan pagu anggaran Rp 2,24 miliar. Namun pada proses setelah lelang, perusahaan yang memenangi tender ini menawar dengan nilai Rp 1,99 miliar. Alamat perusahaan tersebut berada di Dusun Panca Karya RT 008 RW 000 Desa Teluk Batang Kanyong Utara Kalimantan Barat.
Saat berusaha dikonfirmasi, Muntazirin selaku Direktur CV Putra Borneo Mandiri mengakui bahwa pihaknya telah diberi waktu perpanjangan selama 10 hari. Pihaknya mengaku masih sanggup melaksanakan pekerjaan di atas denda yang memang sudah diatur dalam syarat-syarat umum kontrak (SSUK) .
"Bahkan kita sudah membuat garansi bank sebesar nilai dari sisa progres dari sini dan material yang ada di lokasi itu bisa menunjukan bahwa kita serius untuk menyelesaikan kegiatan itu. Kalau dibilang kami menyerah, mohon maaf, itu tidak benar," ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa penyebab keterlambatan karena kendala cuaca yang tidak mendukung dan waktu yang tidak mencukupi. "Sudah berupaya memaksimalkan kegiatan dengan cara menambah jam lembur. Pintu sudah terpasang semua itu," cetusnya. (mex/yit)