SAMPIT – Prospek budidaya bawang di Kotawaringin Timur (Kotim) dinilai cukup bagus. Lahan gambut dianggap lebih cocok untuk budidaya komoditas itu. Disamping itu, dalam prosesnya juga cepat namun sangat rentan terkendala hama penyakit dan bakteri seperti jamur dan virus.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotim I Made Dikantara melalui Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Rintar MP Siahaan menyebutkan, tanah di Kalimantan termasuk di Kotim ini sangat cocok di tanami bawang. Sebab lahan di Kalimantan ini tanahnya berupa gambut dan bercampur pasir, sehingga tanaman bawang bisa subur pertumbuhannya.
”Kalau tanah liat malah tidak cocok untuk ditanami bawang. Sebab umbinya sulit untuk bertumbuh. Cuma, tantangannya kadang-kadang bawang ini sangat sensitif terhadap penyakit dan bakteri seperti jamur dan virus. Kalau hama sih tidak seberapa, nggak begitu banyak serangga yang memakannya,” jelas Rintar, baru-baru ini.
Parah tidaknya penyakit bawang tersebut, menurutnya, tergantung dari keadaan iklim. Tanaman umbi-umbian ini akan berkembang dengan baik jika ditanam di iklim yang agak kering tapi airnya cukup.
”Saat ini sebetulnya mengawali pertanaman bawang itu bagus. Juli-Agustus kan agak kering, tapi mestinya harus cukup juga airnya. Untuk itulah dibutuhkan pompa air dan sumur bor di dekat lahan pertaniannya,” imbuhnya.
Untuk saat ini, Rintar menyebutkan bahwa pertanian tersebar merata di Kotim, seperti di Kecamatan Kotabesi, MB Ketapang, Baamang, dan lainnya. Untuk saat ini, bawang tidak bisa ditanam terlalu luas. Karena tanaman ini sangat sensitif, pemeliharaannya tidak bisa terlalu banyak. Idealnya, sekali tanam kira-kira hanya seluas 0,2 hektare. (sei/fin)