PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Berita Resmi Statistik menyampaikan pada Juni 2016, Kalteng mengalami inflasi sebesar 0,81 persen. Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya menuturkan, inflasi tersebut merupakan gabungan dari dua kota di provinsi itu, yakni Kota Palangka Raya dan Sampit ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
“Selama Juni 2016, Palangka Raya mengalami inflasi sebsar 0,91 persen, sedangkan Sampit 0,65 persen. Palangka Raya sendiri menempati peringkat ke-27 sedangkan Sampit menempati peringkat ke-47 untuk inflasi tertinggi tingkat nasional dari 82 kota di Indonesia yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK),” katanya, Jumat (1/7)
Untuk Kota Palangka Raya, dia menjelaskan bahwa inflasi dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada seluruh kelompok pengeluaran yang meliputi bahan makanan 1,51 persen, transportasi komunikasi dan jasa keuangan 1,37 persen, kesehatan 0,74 persen, sandang, 0,70 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,58 persen, makanan jadi 0,50 persen dan pendidikan dan rekreasi 0,29 persen.
Ia menambahkan, beberapa komoditas yang memiliki andil tertinggi terhadap kenaikan indeks harga selama Juni 2016 antara lain, angkutan udara, tukang bukan mandor, daging ayam ras, gula pasir dan udang basah.
“Sedangkan beberapa komoditas lainnya yang mengalami penurunan indeks harga cukup signifikan antara lain, telepon seluler, beras, bawang merah, ikan dan tomat sayur,” tuturnya.
Sementara itu inflasi di Kota Sampit tidak jauh berbeda dengan Kota Palangka Raya. Dimana meliputi bahan makanan 1,85 persen, transportasi komunikasi dan jasa keuangan 0,41 persen, kesehatan 0,11 persen, sandang, 0,07 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,08 persen, makanan jadi 0,25 persen, dan pendidikan dan rekreasi 0,29 persen.
“Untuk Sampit, komiditas yang memiliki andil tertinggi terhadap kenaikan indeks harga selama Juni, yakni ikan selar, daging ayam ras, mobil, ikan asing tenggiri dan pemeliharaan servis kendaraan. Untuk koditas lain yang mengalami penurunan indeks harga cukup signifikan antara lain bawang merah, jeruk, tomat sayur dan tahu mentah,” jelasnya.
Dari data itu, jelas dia, dapat disimpulkan kelompok pemgeluaran bahan makanan baik di Palangka Raya maupun Sampit memiliki andil cukup signifikan terhadap terjadinya inflasi dengan nilai masing-masing sebsar 0,36 persen dan 0,51 persen.
---------- SPLIT TEXT ----------
Lebih lanjut dia menambahkan, tingkat inflasi selama Juni 2016 memang cukup relatif rendah dibandingkan bula yang sama pada tahun sebelumnya. Dalam setahun terakhir, inflasi bulanan di Palangka Raya maupun Sampit cukup berfluktuasi, dimana inflasi tertinggi terjadi pada Desember 2-15 lalu.
“Dari sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan, Palangka Raya menempati peringkat ke-4, sedangkan Sampit di peringkat ke-3. Inflasi tertinggi khusus wilayah Kalimantan terjadi di Kota Balikpapan 1,74 persen,” katanya mengakhiri. (sho/vin)