PALANGKA RAYA – Lomba panjat pinang dalam euforia memeriahkan Hari Proklamasi ke-71 RI biasa dilakukan para pria dan perempuan. Tetapi warga di Jalan Riau Kompleks Pelabuhan Rambang melakukan hal berbeda. Mereka mengundang 30 waria menjadi peserta. Walau ada 18 peserta lain dari kalangan ibu rumah tangga.
Tak pelak karena peserta lomba waria, ratusan warga berbondong-bondong menyaksikan perlombaan panjat pinang, Kamis (18/8) dan ramai berteriak histeris menyaksikan aksi peserta tersebut. Pelabuhan Rambang yang biasa lengang menjadi penuh sesak oleh para penonton. Tawa dan gombalan khas waria terdengar saat berusaha memanjat pohon pinang tersebut.
Seorang perserta Shery mengatakan hanya ingin menunjukan bahwa waria juga masyarakat dan masih mampu melakukan kegiatan ekstrim. Ia berharap para waria tidak lagi dipandang sebelah mata dan bisa diterima oleh masyarakat.
“Kami menghibur masyarakat sekaligus memeriahkan HUT ke-71 RI,” ucapnya.
Kata Shery, para waria ikhlas untuk melakukan panjang pinang dan menghibur masyarakat. Walaupun hadiah yang disediakan tidak bernilai tinggi. Tetapi karena ingin memberikan semangat dan memeriahkan hari kemerdaaan, mereka menjadi perserta lomba.
“Banyak ketawa, rambut palsu eike (saya, Red) sampai copot. Tetapi intinya kami hanya ingin menghibur, jujur cape cin, lelah tubuh ade ini bang,” ucapnya menggoda.
Sementara itu ketua panitia sekaligus ketua RT 01 RW 224 Pelabuhan Rambang Syarifudin menerangkan dipilihnya peserta waria merupakan hiburan tersendiri bagi seluruh masyarakat. Ia berharap kegiatan ini dapat membantu menghibur warga sekaligus memeriahkan hari kemerdekaan.
Ia menerangkan 27 waria ikut serta dalam perlombaan ini. Selain itu 18 IRT juga bergabung dalam berlomba memanjat satu batang pohon pinang yang disediakan panitia.
“Ibu-ibu atau wanita sudah biasa, nah ini waria 37 orang, Makanya warga antusias melihat dan menyaksikan perlombaan,” tutur Syarifudin.
Dia mengatakan dari perlombaan itu, panitia menyediakan hadiah bermacam-macam. Dari baju, barang pecah belah hingga peralatan mandi dan kegiatan ini sudah dilakukan rutin sebanyak tiga kali.
“Ini gratis. Ini semua dari sumbangan swadaya masyarakat dan sponsor tetapi dari pemerintah kota atau provinsi tidak ada,” terangnya.
Untuk itu, pinta Syarifudin ia berhadap kedepan pemerintah bisa memberikan bantuan agar hadiah dan pelaksanaan perlombaan bisa jauh lebih menarik.
“Biar lebih banyak hadiah dan semakin meriah, upaya sudah ada tetapi tidak ada tanggapan sama sekali,” pungkasnya. (daq/vin/gus)