PALANGKA RAYA – Puncak acara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88, sekaligus pelaksanaan pembukaan Jambore Pemuda Indonesia (JPI) Tingkat Nasional di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berlangsung meriah. Kegiatan yang diikuti oleh ribuan pemuda dari 34 provinsi di Indonesia ini, dibuka secara langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Jumat (28/10).
Pada kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Sanaman Mantikei Kota Palangka Raya ini, nampak para pemuda dari 34 provinsi mengenakan pakai adat dari daerahnya masing-masing. Selaku tuan rumah, Kalteng tak mau ketinggalan. Tari-tarian adat pun ditunjukan dihadapan tamu undangan.
Pada kesempatan ini Imam Nahrawi menyampaikan pesan kebangsaan bagi para pemuda ini. Ia mengatakan dengan semakin maju perkembangan zaman, makin besar pula tantangan bagi pemuda. Dengan kemampuan pemuda saat ini, dia pun yakin mampu mengatasi segala tantangan tersebut.
“Apa yang di katakan Bung Karno, 10 pemuda dapat mengguncang dunia, mudah terwujud. Saya pikir kita sudah bisa mewujudkan itu. Lihat saja prestasi pemuda kita sekarang. Semua itu sudah bisa menggucang dunia,” katanya.
Hanya saja yang perlu dilakukan sekarang yaitu pembuktiannya lebih banyak lagi. Tentu hal tersebut bertujuan untuk lebih menonjolkan kemampuan pemuda Indonesia. Berbicara mengenai kemampuan pemuda, lanjutnya, tak perlu dibicarakan lagi. Prestasi pemuda diberbagai bidang sudah mampu membuat dunia tercengang.
“Rasanya tidak cukup tinta untuk menulis semua nama pemuda pemudi Indonesia yang mengharumkan negara. Kita bisa menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia. Tinggal bagaimana kita melakukannya saja,” katanya lagi.
Sementara itu Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi sekarang bukan masalah persaingan, melainkan bagaimana mewujudkan prestasi tersebut. Menurutnya, persatuan pemuda tidak hanya dalam mengharumkan negara. Lebih dari itu, peran pemuda harus bisa membantu pemerintah melawan kemiskinan dan narkoba.
“Penjajahan kita sudah lewat. Kita tidak lagi berjuang melawan itu. Yang kita lawan sekarang ini, yaitu apa yang menjadi musuh pemerintah dan masyarakat. Kita bisa lihat sendiri apa yang sedangk kita perjuangkan,” katanya.
Sangat menyedihkan, ujarnya apabila pemuda sekarang tidak mampu bersatu melawan hal tersebut. Karena dizaman sekarang ini, kemiskinan dan narkobalah sudah menjadi penjajah di negeri sendiri.
“Ini adalah tindakan yang perlu dijawab dengan kerja nyata. Bangkit dan bergerak, tidak ada waktu untuk bermalas-malasan. Yang namanya pemuda, tidak mungkin bisa menghadapi masalah ini,” kata orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini.
Acara ini sendiri diakhiri dengan penyatuan air dan tanah oleh masing-masnig pemuda dari 34 provinsi. Tanah dan air ini kemudian dituang ke dalam guci, yang dikenal dengan sebutan balanga bagi masyarakat Kalteng. Uniknya, tanah dan air terserbut dibawa langsung dari daerahnya masing-masing.
Tak sampai disitu, sebagai bukti bahwa ditempat tersebut telah dilakukan penyatuan unsur tanah dan air dari 34 provinsi, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi serta Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, menandatangani sebuah prasasti. (sho/vin)