SAMPIT – Potensi terjadinya bencana di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meningkat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampitmemperkirakan curah hujan dalam dua bulan ke depan akan tinggi, diikuti angin kencang.
Warga diimbau lebih waspada terhadap potensi bencana yang bisa muncul, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. ”Normalnya intensitas curah hujan berkisar antara 150-200 milimeter. Namun, pada November kisarannya meningkat menjadi 200-300 milimeter dan Desember kembali meningkat 300-400 milimeter. Kondisi ini menyebabkan potensi banjir, khususnya di wilayah utara Kotim,” kata Nur Setiawan, Kepala BMKG Bandara H Asan Sampit, Jumat (18/11).
Selama November, tuturnya, hujan deras cenderung terjadi di wilayah utara Kotim, antara lain di Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Tualan Hulu, Cempaga Hulu, Parenggean, Bukit Santuai, dan Mentaya Hulu. Hal itu menyebabkan potensi banjir meningkat.
Meski demikian, dia melanjutkan, potensi banjir yang disebabkan curah hujan belum ada, karena intensitas hujan masih sedang dan durasinya tidak lama. Namun, banjir bukan hanya disebabkan hujan, bisa juga karena dampak daerah di sekitarnya.
”Seperti banjir yang terjadi di Desa Pantai Harapan, tidak disebabkan hujan di wilayah tersebut, melainkan kiriman dari wilayah hulu, yakni Kabupaten Katingan. Menurut data kami, di wilayah utara Kotim intensitas hujannya sementara masih sedang, belum deras,” ujarnya.
Setiawan melanjutkan, untuk intensitas hujan di selatan tergolong rendah dan baru mulai meningkat ketika memasuki Desember. Warga di daerah pesisir, terutama nelayan, diimbau berhati-hati terhadap hujan deras yang diikuti angin kencang, karena berpotensi menyebabkan gelombang tinggi dan angin puting beliung.
”Kepada masyarakat Kotim pada umumnya, agar lebih berhati-hati ketika beraktivitas di luar selama hujan, karena hujan yang disertai angin kencang berpotensi menyebabkan pohon tumbang,” ujarnya.
Selama Oktober – November, lanjutnya, masih masa pancaroba. Jadi, hujan cenderung sering terjadi saat sore hingga pagi. Siang hari merupakan waktu pembentukan awan hujan dan konvektif. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hujan deras di siang hari.
Seperti diberitakan, tiga hari terakhir, Desa Pantai Harapan, Kecamatan Cempaga Hulu, direndam banjir. Sejak Rabu (16/11) malam lalu, belasan rumah warga tergenang. Kedalaman air mencapai lutut orang dewasa. Di beberapa titik ada yang mencapai satu meter.
Anggota Balakarcana Kecamatan Cempaga Hulu, Gusrianto, menyebut bahwa banjir kali ini merupakan kiriman dari desa di Katingan yang berada di hulu Pantai Harapan.
”Kan desa ini dekat perbatasan Katingan, sedangkan di Desa Pantai Harapan sendiri kemarin malam tidak ada hujan sama sekali. Perkiraan kami, di sana (Katingan) yang hujan lebat, lalu airnya mengalir ke muara dan sampai ke Desa Pantai Harapan,” ujarnya, Kamis (17/11). (vit/ign)