NANGA BULIK – Bawang dan cabai merupakan komoditas yang harganya sulit terkontrol dan seringkali jadi penyumbang inflasi tertinggi, karenanya di berbagai wilayah di Kalimantan Tengah, termasuk Kabupaten Lamandau sedang marak melakukan uji coba penanaman.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Distanakan) Lamandau melalui Kepala Bidang Pertanian, Irwan mengatakan bahwa tahun ini ada program peningkatan ketahanan pangan melalui kegiatan pembenihan dan pembibitan tanaman bawang merah.
Uji coba penanaman kepada petani dilakukan setelah sebelumnya dilakukan terlebih dahulu di balai benih Kabupaten Lamandau.
"Hasil kita dengan balai benih tahun lalu, ternyata tanaman bawang merah cukup menjanjikan di Kabupaten Lamandau. Karena bawang merah merupakan salah satu penyumbang inflasi terbesar selain cabai, saat ini pemerintah juga menggalakkan penanaman kedua komoditas ini," kata Irwan, Selasa (13/12).
Tahun ini dilakukan uji coba penanaman bawang merah seluas 2 haktare kepada 5 kelompok tani. Diawali dengan pelatihan kepada calon petani pada September dengan narasumber dari BPTP Palangka Raya dengan diikuti 30 petani.
"Ternyata dalam pelaksanaannya banyak kendala, pertama terjadi kelangkaan benih, sehingga kami hanya dapat benih varietas super philip. Sementara varietas tersebut tidak cocok ditanam di musim hujan, " ungkapnya.
Namun dengan perjuangan luar biasa, kata Irwan, masih ada petani yang berhasil panen. Meski pun diakuinya banyak petani yang gagal panen, karena mereka salah musim tanam.
Di musim hujan ini, tanaman banyak diserang penyakit dan hama. Akibatnya tanaman harus segera dipanen meskipun belum cukup umur yakni baru berusia 54 hari.
"Hal ini akan jadi evaluasi kami kedepan, di antaranya mulai dari pemilihan benih yang tepat, musim tanam dan cara budidaya yang benar. Dengan adanya pengalaman yang didapat di lapangan diharapkan petani bisa lebih dulu mengantisipasi kendala," harapnya.
Arif, salah satu petani bawang merah yang menanam di belakang RSUD Lamandau mengaku berterimakasih dengan Distanakan Lamandau yang telah memberikan bantuan penuh kepada petani.
Mulai dari benih, pupuk organik cair dan pupuk anorganik, mulsa plastik, kapur hingga bimbingan dan penyuluhan langsung di lapangan. Petani hanya modal tenaga.
"Karena sering hujan, tanaman diserang banyak penyakit. Jadi cuma bisa panen sekitar 60 persen saja," ungkap Arif.
Namun demikian, ia mengaku akan menanam bawang merah kembali pada musim tanam berikutnya. Karena menanam bawang merah jika berhasil menurutnya sangat menjanjikan.
"Hasil panen ini rencananya akan kami jual dalam kondisi basah. Musim hujan seperti ini kami kesulitan melakukan pengeringan. Harga bawang kering di pasaran sekarang Rp 50 ribu per kilogram, " tandasnya. (mex/fm)