PALANGKA RAYA – Penjual durian di Kota Palangka Raya masih terlihat ramai. Seperti terlihat di seputaran Jalan Diponegoro, para penjual durian menjual durian di atas mobil atau menggelar lapak langsung. Umumnya, durian dipasok dari luar Kota Palangka Raya, seperti Kalimantan Selatan.
Husairi, pedagang durian mengatakan, ia menjual durian asal Tanjung Kalsel. Dari segi ukuran dan rasa, hampir tidak ada perbedaan dengan durian dari daerah lain. Hanya saja, durian Tanjung lebih tahan lama dibanding durian lainnya.
”Kalau durian lain, seperti yang dari Katingan, tidak tahan lama. Palingan dua sampai tiga hari sudah pecah lalu mulai busuk. Nah, durian Tanjung ini bisa sampai lima bahkan seminggu masih tahan,” katanya, Sabtu (14/1).
Memang segi dari harga, lanjutnya, tidak jauh berbeda. Durian Tanjung ukuran paling kecil dijual Rp 35 ribu, sedangkan Katingan Rp 30 ribu. Begitu juga untuk ukuran sedang dan besar. Harga durian Tanjung sedikit lebih mahal. Para pedagang memilih menjual durian yang lebih tahan lama.
”Pernah saya jual durian Katingan. Tidak tahan lama, kemudian busuk, akhirnya keuntungan cuma sedikit. Bahkan, pernah sekali hanya balik modal,” ujarnya.
Tak jauh berbeda dengan Amir. Warga Palangaka Raya ini lebih memilih mengambil durian dari Tanjung ketimbang daerah lain. Sekalipun jarak yang ditempuh cukup jauh, keuntungan yang diperoleh mampu menutupi ongkos.
”Bagus durian Tanjung. Ini kan kita bawanya jauh, kalau seharian kena panas matahari. Durian Katingan kayanya cepat retak. Biasanya kalau sudah gitu, saya langsung banting harga biar cepat laku,” katanya.
Namun menurut pengakuan Amir, durian dari Tanjung juga punya kelemahan. Karena banyak yang memilih menjual durian ini, kadang berpengaruh pada ketersedian. ”Biasanya kalau sudah kosong, berarti banyak yang beli. Dua, tiga hari lalu saya tidak jualan gara-gara duriannya habis,” tandasnya. (sho/ign)