PANGKALAN BUN – Lamri, tersangka pembunuh istrinya, Normawati, di kalangan warga tempatnya tinggal dikenal sebagai sosok yang pendiam. Dia juga merupakan pria yang sayang dengan anak-anaknya. Karena itulah, warga yang mengenalnya mengaku kaget dengan perbuatan sadis pria itu.
Hal tersebut diungkap Abdul Rifai, tetangga korban, kemarin (8/2). Menurutnya,
sejak beberapa bulan sebelum kejadian, Lamri tak lagi serumah dengan istri dan anak-anaknya, meski statusnya belum cerai karena masih dalam proses persidangan.
”Kalau dengan anak-anaknya, suaminya itu sangat sayang. Kerap beberapa kali terlihat mengunjungi anaknya dan memberi uang," katanya.
Mengenai Normawati, Rifai mengatakan, sejak tidak lagi serumah dengan Lamri, sosoknya seolah berubah. Almarhum dinilai lebih ”berani” dalam berpakaian. ”Kehidupan korban jauh berbeda. Tapi, semuanya sudah terjadi dan sekarang pelakunya sudah diketahui. Saya sebagai tetangga sempat kaget ketika Lamri yang membunuh istinya," katanya.
Sementara itu, selain menyisakan luka dan kepedihan, pembunuhan terhadap Normawati juga memunculkan cerita mistis. Kabar yang beredar dari mulut ke mulut itu menyebut arwah janda tiga anak tersebut bergentayangan.
Kediaman Normawati di Jalan Bahari No 7 RT 8 Kelurahan Kumai Hilir Kecamatan Kumai juga nampak sepi dan terkunci rapat, kemarin (8/2). Setelah janda cantik itu dibunuh Lamri dengan cara leher digorok menggunakan parang, rumah itu tidak ada yang menghuni lagi.
Bahkan, anak korban langsung pulang di kampung, yakni di Desa Teluk Pulai Kecamatan Kumai. Dari rumah sepi itulah muncul banyak cerita adanya sosok penampakan yang disebut-sebut sebagai arwah Normawati. Namun, kebenaran cerita itu masih diragukan.
Seperti diberitakan, pembunuhan terhadap Normawati berlatar belakang asmara. Lamri (48), suaminya, tega menghabisi nyawa sang istri secara sadis karena cemburu buta. Meski keduanya dalam proses cerai, Lamri mengaku masih memiliki perasaan pada istrinya tersebut.
Hal itu diungkap Kapolres Kobar AKBP Pria Premos saat menggelar jumpa pers terkait kasus tersebut di Mapolres, Selasa (7/2). Selama pisah ranjang, kata Premos, Lamri kesulitan bertemu dengan istrinya. Terutama sejak Normawati bekerja di salon. Lamri menduga istrinya menjalin asmara dengan pria lain.
Saat dibincangi Radar Pangkalan Bun, Lamri mengaku sudah pisah ranjang sejak Februari 2016 dengan Normawati. Sejak itu dia tak lagi satu rumah. Meski demikian, Lamri tetap menafkahi istri dan anaknya.
”Saya sakit hatinya setelah pisah ranjang, (istri saya) langsung tidak mau ditemui. Itu saja. Kalau soal memberi uang untuk kebutuhan, masih saya beri," tuturnya.
Lamri mengaku berusaha mengintai keadaan istrinya. Dia mendengar kabar bahwa Normawati sering dibawa orang. ”Sudah beberapa hari saya lihat rumah, tapi saya tidak masuk. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan," katanya.
Pada 24 Desember, lanjut Lamri, dia menyaksikan istrinya tengah malam melakukan video call dengan pria lain. Lamri yang mengintai dari luar rumah itu, menyebut istrinya sengaja membuka baju, memperlihatkan bagian tubuhnya kepada teman video call tersebut.
”Saat itu saya lihat istri saya buka-buka baju memperlihatkan lekuk tubuhnya kepada pria di handphone-nya dengan cara video call. Saya saat itu langsung emosi. Setelah menunggu tidur, saya masuk diam-diam dan melihat parang. Saya tebaskan ke lehernya," ujar Lamri. (rin/ign)