PANGKALAN BUN – Warga Jalan LKMD 2, RT 13, Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun, dihebohkan dengan kemunculan ular sanca yang merayap di pagar poskamling. Warga awalnya menduga ular sanca albino bercorak kuning putih tersebut, binatang jadi-jadian karena muncul pada hari Kamis (23/3) malam, pukul 18.45 WIB.
Warga LKMD 2, Mularam (65), mengaku menangkap ular tersebut karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sebelumnya, ular ukuran kurang lebih 3 meter itu berkeliaran di tengah permukiman padat penduduk yang banyak anak-anak dan hewan ternak."Saya amankan, masukkan karung, takutnya membahayakan anak-anak di sini," ujarnya, kepada Radar Pangkalan Bun.
Menurut Mularam, ular itu akan dipeliharanya, karena cukup membahayakan warga apabila lengah dalam pengawasan. Namun, apabila ada orang yang berminat membeli ular ,ia akan menjualnya. "Ini saya pelihara. Kalau ada harga yang cocok, saya jual," ujarnya.
Sementara itu, ketua RT setempat, Suwaryo menuturkan, penemuan ular seperti itu sudah pernah terjadi dua bulan lalu, yakni ular dengan corak yang sama. Kemungkinan besar ular tersebut merupakan peliharaan warga yang lepas dari kandangnya, sehingga berkeliaran di permukiman warga."Warga takut ular jadi-jadian, karena ditemukan pas malam Jumat," tambahnya.
Saat ditemukan, lanjut Suwaryo, ular tersebut tidak menyerang dan sangat jinak. Namun, baunya amis, seperti kekenyangan habis makan. Kecerobohan pemilik ular yang membiarkan ularnya berkeliaran di tengah permukiman warga sangat disayangkan, karena cukup membahayakan warga sekitar.
Ular tersebut merupakan varian albino dari spesies phyton burma, memiliki warna kuning dengan pola putih. Reptil tersebut juga merupakan salah satu dari enam jenis ular terbesar di dunia. Termasuk ular jinak, tetapi dengan ukuran sangat besar yang memerlukan perawatan khusus untuk memelihara ular yang dijual dengan harga cukup mahal itu. Anak ular itu saja, bisa dihargai sekitar Rp 3 juta. (jok/ign)