KUALA KURUN – Ribuan masyarakat Kota Kuala Kurun dari berbagai kalangan, yakni aparatur sipil negara (ASN), elemen masyarakat, dan peserta didik berpartisipasi menyukseskan pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) tari manasai. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-43 Komando Resor Militer (Korem) 102 Panju Panjung.
Penjabat (Pj) Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 1016 PLK Kapten Inf Amir Fuadi mengatakan, penyelenggaraan tari manasai dalam memecahkan rekor Muri diselenggarakan serentak di 14 kabupaten/kota se Kalimantan Tengah, termasuk Gumas.
”Untuk Gumas, tercatat sebanyak 3.200 orang dari berbagai kalangan berpartisipasi dan bersama-sama menari manasai di Taman Kota Kuala Kurun,” kata Amir, Jumat (31/3).
Selain itu, kata dia, tari manasai serentak juga bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, serta mempererat persatuan dan kesatuan. Masyarakat diminta melestarikan tarian lokal suku Dayak tersebut.
”Tarian manasai ini merupakan sarana untuk saling silaturahmi antara seluruh komponen masyarakat. Atas dasar itulah, Danrem 102 Panju Panjung Kolonel Arm M Naudi Nurdika memerintahkan seluruh jajarannya menyelenggarakan tarian ini,” katanya.
Dalam catatan Rekor MURI, kata dia, jumlah penari yang berpartisipasi dalam pelaksanaan tari manasai serentak se Kalteng ini, sebanyak 79.24 orang. ”Jumlah tersebut mencatatkan Provinsi Kalteng sebagai pemecah rekor dunia dengan jumlah penari terbanyak,” ujarnya.
Asisten I Setda Gumas Ambo Jabar menambahkan, tari manasai merupakan tarian khas masyarakat Dayak. Jangan sampai budaya tarian tersebut hilang ditelan zaman.
”Kita harapkan tarian ini tidak hanya dikenal masyarakat Kalteng saja, tapi juga dikenal hingga dunia internasional sebagai salah satu potensi wisata di bidang seni,” tandasnya. (arm/ign)