PALANGKA RAYA – Guna menyongsong pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palangka Raya, jajaran Polres Palangka Raya benar-benar optimal menjaga kamtibmas dan kekondusifitas wialayah hukum (Wilkum) Palangka. Ini dibuktikan dengan kesiapan Polres menurunkan 2/3 personil bersenjata lengkap dan didukung fasilitas memadai.
Hal ini disampaikan langsung Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli kepada Radar Palangka, Selasa (16/5) saatmelakukan gelar pasukan dan pengecekan peralatan untuk kesiapan Pilkada Palangka Raya.
”Kita tidak main-main, 2/3 kekuatan diturunkan dan itu belum termasuk back-up dari Mapolda Kalteng. Kita juga siagakan persenjataan dan armada penunjang, seperti kendaran roda dua dan roda empat termasuk water canon,” tutur Lili.
Dia menegaskan dalam pilkada, jajaran kepolisian bersikap netral. Bahkan siap untuk melakukan penindakan bilama ada calon atau tim sukses maupun pendukung salah satu pasangan melakukan praktik money politik.
“Kita yakinkan Polri tetap netral dalam rangka pengamanan. Saya juga intruksikan jajaran untuk menindak money politic dan hal lain terkait pelanggaran, apalgi sampai mengganggu dan mengancam situasi kamtibmas,” tegas Perwira Menengah Polri ini.
Lili mengungkapkan situasi saat ini masih cenderung kondusif dan tidak ada pergolakan. Walaupun beberpa figure sudah bermunculan dan beberapa partai politik telah membuka pendaftaran untuk diusung pada pilkada nanti.
“Sampai saat ini aman dan saya harap seterusnya. Walaupun kemunculan calon sudah ada maka itu kami terus monitoring sambil terus melihat dan memetakan situasi kamtibmas di Palangka Raya,” terangnya.
Lili menambahkan untuk titik rawan, sejauh ini tidak terditeksi. Tetapi untuk lokasi sulit sudah terditeksi terutama pada kelurahan-kelurhan di pelosok. Hal itu dikarenakan faktor geografis dan alam.
“Memang rawan karena medan, kondisi geografis menuju lokasi tersebut menyeberang sungai khususnya di Sebagau dan Rakumpit,” sebutnya.
Untuk itu, pungkas Lili. Masyarkat diperbolehkan memberikan hak suara tapi diminta tidak tergiur politik uang ataupun hasutan-hasutan bernada provokasi maupun SARA terlebih terkait kepercayaan.
“Silahkan masyarakat menyumbangkan suaranya dan jangan sampai mudah tergiur politik uang dan lain-lain. Kita yakinkan Polri tetap netral,” pungkas Akpol 1997 ini. (daq/vin)