PANGKALAN BUN - Kelangkaan elpiji 3 kilogram sejak Jumat (19/5) pekan lalu membuat masyarakat Pangkalan Bun resah. Sebagian warga pun beralih ke minyak tanah.
Seperti pemilik warung makan di Pelingkau, Maskanah, yang galau karena tidak mendapat elpiji melon meski sudah berkeliling di di beberapa agen sekitar Kelurahan Baru.
"Sudah dicari ke tempat agen langgangan semuanya kosong," ujar Maskanah, Minggu (21/5).
Untuk menyiasati warung makannya tetap buka, ia terpaksa membeli minyak tanah dengan harga Rp 11 ribu per liter. Sedangkan untuk memasak bumbu yang memerlukan waktu yang lama, dia sudah lama menggunakan kayu bakar. "Elpiji tidak ada, terpaksa beli minyak tanah," tandasnya.
Sementara itu, salah satu agen elpiji di Kelurahan Baru, Pia Hadma, menyampaikan, sudah dua hari elpiji 3 Kg di tempatnya kosong, sedangkan untuk Elpiji 5 Kg masih ada stok. Ia belum mengetahui lagi kapan ada pengiriman, karena belum mendapatkan informasi dari Pertamina.
"Beberapa warga yang datang mengeluh di setiap agen kosong, tidak tahu apa penyebabnya," tandasnya.
Pia menambahkan, SPBU biasanya menjual elpiji 3 Kg dengan harga Rp 18 ribu. Sedangkan dirinya menjual dengan harga Rp 20 ribu. Saat elpji langka ini, ada oknum yang memanfaatkannya dengan menjual seharga Rp 35 ribu.
"Infonya ada yang membeli di Jalan Rambutan dengan harga Rp 35 ribu untuk elpiji 3 Kg," pungkasnya. (jok/yit)