PANGKALAN BANTENG – Rencana SMPN Satu Atap 1 Pangkalan Banteng untuk menggunakan ruang kelas SD Kebun Agung secara bergantian dibatalkan. Usai kebakaran pada Minggu (21/5) pagi, siswa SMP akan menempati aula Desa Kebun Agung untuk kegiatan belajar dan mengajar secara lesehan.
”Tidak jadi menggunakan ruang kelas SD, karena nanti harus bergantian dan dinilai kurang efektif. Akhirnya diputuskan di aula Desa Kebun Agung,” kata Kepala SMPN Satu Atap 1 Pangkalan Banteng, Hadariansyah, Rabu (24/4) siang.
Keputusan diambil setelah ada pertemuan dengan pihak desa dan sekolah. Lokasi aula juga dekat dengan sekolah, tak lebih dari 50 meter.
Bantuan untuk SMPN Satu Atap 1 Pangkalan Banteng mulai berdatangan. Dinas Sosial Kabupaten Kobar mengirimkan 10 matras dan empat terpal ukuran besar. Bantuan itu rencananya akan digunakan sebagai alas dan penyekat sementara yang akan dipasang di aula Desa Kebun Agung.
”Selain bantuan dari dinsos kita akan usahakan untuk dapatkan alas yang lebih banyak lagi,”lanjutnya.
Menurutnya, pemilihan aula desa dilakukan untuk sementara waktu sambil menunggu proses pengajuan pembangunan gedung baru. Selain itu, jadwal masuk sekolah juga tidak akan berubah. Siswa tetap bisa masuk di pagi hari.
”Yang penting tidak terjadi perubahan jadwal masuk sekolahnya di pagi hari. Kasihan yang rumahnya jauh bila harus masuk siang karena bergantian kelasnya dengan siswa SD,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kebun Agung, Agus ST, mengatakan bahwa pihak sekolah saat ini juga belum berani melakukan tindakan apapun terhadap tembok gedung sekolah. Mereka hanya melakukan pembersihan.
”Kemarin saya lihat hanya dibersihkan di sekitarnya saja dan menyingkirkan atap dan puing-puingnya. Untuk tembok sekolah katanya masih belum berani. Menunggu keputusan Dinas dulu,” katanya.
Kejadian itu menurutnya memang musibah dan tidak perlu ada yang saling menyalahkan. Pihaknya berharap Bupati Kobar bisa segera mengambil langkah nyata terkait musibah tersebut.
”Kita berharap bupati bisa mengambil sikap sehingga bisa secepatnya dilakukan pembangunan. Karena kondisinya darurat,” harapnya. (sla/yit)