SAMPIT – Keberadaan Satuan Tugas Kontra Radikal dan Deradikalisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dirasa perlu untuk mengantisipasi adanya kekacauan di masyarakat, hingga tindakan terorisme.
Dalam kegiatan sosialisasi satgas ini di gedung wanita Sampit, kemarin, Bupati Kotim, Supian Hadi melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan asisten I Setda Kotim, Nur Aswan berpesan bahwa perlu pemahaman tentang nilai-nilai karakter bangsa, wawasan kebangsaan dan untuk memberi motivasi, menumbuhkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap bangsa dan negara.
”Masyarakat juga perlu memprediksi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dapat mengancam tujuan dan kepentingan stabilitas daerah serta nasional. Oleh karena itu, penguasaan wawasan kebangsaan baik dari sumber daya manusia, sisi operasional dan teknologi yang dipergunakan menjadi kebutuhan yang saling melengkapi bersama,” paparnya.
Bupati juga berharap, para peserta melaksanakan tugas dengan perencanaan yang matang serta menyajikan informasi dengan cepat, tepat, dan akurat. Sehingga nantinya, masing-masing dapat menampilkan peran dan fungsi di masyarakat, khususnya Kotim.
Selanjutnya, Ketua panitia pelaksana sosialisasi satgas kontra radikal dan deradikalisasi Kotim, Kompol Dhovan Oktavianton, menyampaikan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban kondisi sosial, hukum, dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme.
Selanjutnya, Kapten R.H. Sutomo dari Kodim 1015 Sampit menambahkan, masyarakat harus tahu ciri-ciri paham radikal yang kemungkinan bisa tumbuh, sehingga perlu diberikan pemahaman akan hal-hal tersebut.
“Bisa melalui pelajaran wawasan kebangsaan dari PPKN, PKN supaya pelajar sejak dini bisa mendeteksi keberadaan radikal yang tumbuh di masyarakat”, tambahnya.
Ditegaskannya, masyarakat dan aparat harus turut serta bertanggung jawab mencegah paham radikal. Baik dari aparatur tingkat desa hingga provinsi, harus bersama-sama turut membantu pencegahan radikal.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama Kotim, Samsudin, juga menyampaikan bahwa masyarakat harus menghilangkan segala rasa penyakit hati antarsesama umat. ”Terkadang masyarakat tidak kompak dan cenderung ingin perpecahan. Nah, penyakit hati seperti iri, dengki, saling membenci, dendam, saling hasut harus dihilangkan. Jangan melayani godaan setan dan iblis untuk melakukan tindakan negatif. Dan dengan kehidupan yang rukun antarmasyarakat, maka akan menjadikan Kotim tetap utuh dan damai”, pungkasnya. (rm-97/gus).