SAMPIT - Belakangan ini pemerintah selalu disibukkan dengan ulah oknum yang memprovokasi melalui dunia maya, media sosial (medsos).
Mencegah dari isu provokatif atau informasi tidak jelas (hoax), anggota DPRD Kotim meminta setiap satuan pendidikan menggencarkan perang kepada hoax.
Salah satunya dimulai dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sekolah harus menggandeng Dinas Kominfo Kotim untuk melaksanakannya.
"Baik sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat harus dirangkul untuk memerangi hoax. Generasi muda harus diberikan bekal menggunakan internet yang cerdas dan berwawasan,” kata anggota DPRD Kotim, Hero Harapanno kepada Radar Sampit, kemarin.
Hero menitikberatkan perang kepada hoax ini tidak diserahkan sepenuhnya kepada dinas teknis, namun juga tugas kepada guru-guru di sekolah, terkhusus untuk guru Teknologi Informasi (TI) dan Komunikasi yang punya peran mendidik guna cerdas dalam berinteraksi di dunia maya.
Seluruh murid diedukasi untuk tidak mudah mempercayai hingga melanjutkan berita tersebut. Politikus Demokrat ini mengakui di dunia maya Link atau situs hoax sangat banyak. Isinya didominasi kebohongan dan provokasi kepada pembacanya.
"Yang berbahaya jika masyarakat yang tidak paham, bisa provokasi lalu disampaikan dari mulut ke mulut akhirnya muncul rasa kebencian," imbuhnya.
Dia juga mendukung agar Polres Kotim selalu memonitor media sosial di Kotim. Ini penting agar tidak terjadi tindakan provokasi berkaitan dengan SARA.
"Kita sepakat baik pelaku maupun penyebar berita hoax yang lebih kepada provokasi golongan harus diberi tindakan tegas," tukasnya. (ang/fm)