SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur, merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat inflasi tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah. Salah satu komoditas yang biasanya menjadi penyumbang inflasi tertinggi secara mengejutkan yakni produk sayuran.
Hal ini diutarakan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kotim, M Tahir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim. Menurutnya produk sayuran sering mengalami kenaikan harga. Penyebabnya karena mayoritas sayuran masih dikirim dari luar daerah.
”Masalah kita di sini adalah, kebanyakan produk kita itu berasal dari luar daerah, seperti dari Jawa. Apalagi sayur sayuran, sedikit yang hasil produksi lokal. Jadi kalau dari Jawa tidak bisa mengirim, kita ya tidak bisa apa-apa,” ucapnya belum lama ini kepada Radar Sampit.
Diakui Tahir, belakangan ini Kotim pun tengah berusaha mengembangkan pertanian sayur-mayur di beberapa wilayah kecamatan. Hanya saja hasil produksinya terbatas dan kalau pun mencukupi, jumlahnya masih pas-pasan.
”Kalau pun ada produk sayur yang produksinya banyak di Kotim ini, itu adalah kangkung sama bayam. Untuk wortel, kol, labu, dan lainnya itu kan asalnya masih dari Jawa semua,” ungkapnya.
Apalagi saat ini lanjut Tahir, pemerintah daerah memberlakukan larangan kontainer memasuki jalan dalam kota. Hal ini disebutkannya akan berdampak pada harga produk yang dibawa oleh kontainer. Menurutnya, berdasarkan keterangan phak asosiasi pedagang, apabila membongkar komoditas sayur di luar kota Sampit, maka costnya akan lebih besar, sehingga berdampak pada harga akhir penjualan di pasaran.
”Untuk itu, harapannya hal ini bisa diatasi dengan tuntas. Apalagi sayur-mayur bisa dibilang kebutuhan pokok, pasti dicari oleh masyarakat,” tandasnya. (sei/gus)