SAMPIT – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim) meminta pemerintah daerah untuk memberdayakan kebudayaan lokal yang dilakukan sejak dini, dan mewajibkan seluruh sekolah mengajarkan kepada siswa.
"Kami berharap upaya pelestarian budaya dilakukan secara terprogram. Salah satunya dengan mewajibkan seluruh sekolah ada ekstrakurikuler budaya lokal, seperti menari daerah dan lainnya," kata Wakil Ketua DPRD Kotim, Parimus, Selasa (18/7).
Dia melinat saat ini cenderung banyak warga lokal tidak paham dengan kulturnya sendiri. Sayangnya, budaya luar kian bebas masuk akibatnya ciri khas lokal berangsur-angsur terkikis.
Upaya pelestarian budaya dengan mengajarkan kepada siswa sejak dini dinilai akan efektif. Mengingat, para siswa inilah generasi penerus yang jadi penentu apakah bisa mempertahankan kebudayaan lokal atau malah melupakannya.
Pemerintah daerah harus bergandengan tangan dengan masyarakat, khususnya pelaku seni dan budaya untuk melestarikan kebudayaan lokal di Kotim. Kebersamaan ini diharapkan mampu mengembalikan kebudayaan sebagai kebanggaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kami tidak mau kebudayaan daerah ini hilang begitu nilai luhur yang begitu besar mesti kita peratahkan bersama, namun tanpa ada andil pemerintah, maka cita-cita untuk menpertahankannya sangat sulit,” imbuhnya.
Menurutnya kebudayaan sangat menggambarkan identitas masyarakat Kotim. Untuk itu, masyarakat harus berperan melestarikan kebudayaan daerah ini yang mulai terkikis oleh masuknya kebudayaan dari luar.
Kebijakan seperti mewajibkan pegawai negeri mengenakan pakaian adat pada hari-hari tertentu, dinilai sebagai langkah positif. Kebijakan tersebut harus diterapkan dengan harapan bisa menggugah kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan lokal.
Promosi potensi wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim telah membuat berbagai program yang tujuannya untuk melestarikan kebudayaan, sekaligus mempromosikan potensi pariwisata daerah. (ang/fm)