SAMPIT – Tiga sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur bakal menerapkan program sekolah lima hari (LHS) atau lebih populer disebut full day school. Tiga sekolah yang terpilih untuk uji coba yaitu SMAN 1 Sampit, SMKN 1 Sampit, dan SMKN 2 Sampit.
Kepala SMKN 2 Sampit Ino menyebutkan, pemilihan sekolah yang menerapkan program LHS ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan provinsi Kalteng. Ketiga sekolah ini dipilih karena merupakan sekolah rujukan.
Penetapan sekolah rujukan sebagai pelaksana LHS percontohan ditetapkan oleh Kemendikbud. Untuk itu, pihaknya akan berusaha melaksanakan sesuai perintah. Meski tidak ada tenggat waktu pelaksanaan oleh pihak pusat atau provinsi, dia menyebut akan segera melaksanakan program LHS secepatnya.
Rencananya, penerapan program LHS di SMKN 2 Sampit dimulai Senin (24/7) depan. Untuk itu, Sabtu mendatang pihaknya akan melakukan rapat dengan wali murid untuk memberitahukan mengenai penerapan program ini.
”Hanya satu yang menjadi pemikiran kami, yaitu masalah makan siang para siswa. Apakah nanti sebaiknya makan siang disediakan sekolah atau anak-anak menyediakan sendiri, itu yang akan jadi pembahasan kita nanti,” imbuhnya.
Kendala lainnya adalah menyusun ulang jadwal pembelajaran. Karena dalam program LHS, waktu pembelajaran menjadi panjang dan perlu penyesuaian. Padahal untuk menyusun dan menyesuaikan jadwal, tidak gampang.
Untuk pendidikan formal, pelaksanaan belajar mengajar akan dilakukan dari pagi hingga pukul 14.45 WIB. Selanjutnya, pembelajaran akan diisi dengan pendidikan karakter dan kegiatan ekstrakulikuler (ekskul).
”Ekskul kami tidak hanya olahraga, tetapi pramuka, juga ada pendalaman akademik seperti karya ilmiah remaja. Termasuk juga nanti mencakup kegiatan kebudayaan. Kita akan sekaligus melihat potensi anak baik melalui ekskul olahraga, seni budaya, dan lainnya. Kita ramu sedemikian rupa sehinga anak bisa memilih mana yang mereka minati,” jelasnya.
Diungkapkannya, pemberitahuan mengenai penetapan pelaksanaan LHS untuk sekolah mereka cukup mendadak. Meski begitu, dirinya menyebutkan telah terbiasa sehingga akan berusaha sebaik mungkin menjalankan program berdasarkan aturan dan ketetapan yang diberlakukan.
”Setiap kepsek sering menghadapi penetapan kebijakan yang mengejutkan, jadi sudah terbiasa saja. Karena itu kita tidak boleh mengeluh, tetapi kita mencoba menerjemahkan dan menerapkan apa yang sudah diamanatkan,” katanya.
Senada dengan Kepala SMKN 2 Sampit, Kepala SMAN 1 Sampit Darma Setiawan juga mengungkapkan bahwa sekolahnya mendapat pemberitahuan yang cukup mendadak untuk melaksanakan LHS.
”Kami baru terima surat penunjukannya hari Senin lalu, jadi minggu ini belum dimulai. Insyaallah penerapannya akan dilakukan sesegera mungkin,” tuturnya.
Pihaknya saat ini masih dalam proses penyiapan jadwal dan teknis pelaksanaannya. Sebab sebelumnya mereka masih ragu untuk menerapkannya di sekolah mereka karena keputusan pemerintah belum tegas, bahkan saat ini disebutkan program tersebut masih dalam peninjauan ulang.
”Tujuannya sebenarnya bagus, cuma untuk daerah-daerah tertentu dengan kondisi geografis yang tidak mendukung itu agak kesulitan. Tetapi kita akan tetap upayakan mempersiapkan sebaik mungkin agar bisa terlaksana,” pungkasnya. (sei/yit)