SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim diminta mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Kotim untuk menyiasati kekurangan anggaran pembangunan. Pasalnya, dalam gambaran umum APBD Kotim tahun 2018, cenderung menurun karena ada wacana pemotongan anggaran dari pemerintah pusat.
”Kita harus tingkatkan sumber PAD kita. Memang, apa yang digambarkan di tahun anggaran 2018 itu sudah sesuai dengan RPJMD Kotim PAD di kisaran Rp 212 miliar. Namun, alangkah lebih baik melampaui target. Sebab, kondisi keuangan dari pusat bisa saja menurun dari tahun ini,” kata Wakil Ketua DPRD Kotim Parimus.
Menurutnya, sumber PAD yang bisa digali maksimal, bisa dari pajak kendaraan hingga pajak retribusi. Meski demikian, peningkatan PAD jangan sampai membebani masyarakat kecil.
”Untuk pajak kendaraan ini, saya lihat masih bisa diandalkan, karena kendaraan baru terus berdatangan. Artinya, penarikan pajak dari kendaraan bermotor yang bisa meningkat. Kemudian, pajak dari galian C juga bisa dimaksimalkan, terutama yang sudah berizin dan legal,” tuturnya.
Parimus mengakui, anggaran untuk pembiayaan pembangunan setiap tahunnya selalu naik. Belanja infrastruktur jadi program yang diprioritaskan selain pendidikan dan kesehatan. Kalau dari sisi pendapatan menurun terus, akan terjadi defisit yang besar.
”Kami berharap lintas SOPD juga bias bersinergi untuk mendongkrak PAD. Bappenda juga harus menujukkan akselerasi baru,” ujarnya.
Diketahui, pada KUA-PPAS untuk RAPDB 2018, pendapatan berada pada angka Rp 1,384 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 1,599 triliun. Kemudian, pos belanja pada RAPBD 2018 sebesar Rp 1,42 triliun, sementara tahun lalu mencapai Rp 1,640 triliun. (ang/ign)