SAMPIT-Kesadaran masyarakat dalam mengoptimalisasi penggunaan lahan di Kotim ini dinilai masih rendah. Pemerintah setempat hendaknya mendorong dan memfasilitasi masyarakat agar gemar bercocok tanam. Hal itu diutarakan oleh Anggota DPRD Kotim Abdul Kadir, yang menilai akibat kurangnya ketertarikan masyarakat bertanam ini, mengakibatkan penjualan lahan kepada investor kian tinggi.
Menurutnya, kalau situasinya demikian, maka diprediksi beberapa tahun ke depan masyarakat lokal akan kesulitan mencari lahan, yang bisa dimanfaatkan secara produktif. Dampaknya, bisa berakibat kepada ancaman kemiskinan.
”Mulai saat ini dan untuk persiapan ke depan, masyarakat kita harus melakukan intensifikasi lahan yang ada, untuk dimanfaatkan seperti kebun karet, rotan, dan lain sebagainya yang memiliki nilai dan bisa dimanfaatkan berkali-kali,”imbuh Abdul Kadir.
Dikatakannnya, situasi ke depan akan sulit bagi masyarakat yang hidup tidak punya lahan, dan perkebunan pribadi. Sedangkan apabila pilihan lain tidak ada, maka salah satu andalan hanya menjadi buruh di sektor perkebunan besar.
Dirinya menilai, kondisi ini bisa menjadi ancaman kedepannya. Kemiskinan diprediksi akan lebih meningkat jika warga tidak pernah mempersiapkan diri, untuk menghadapi sulitnya bertahan hidup di saat ketersediaan lahan yang semakin kritis.
”Kita minta agar pemerintah juga harus gencar menyuarakan dan mengajak masyarakat untuk tetap menfungsikan lahan yang ada. Kalau ada lahan, jangan lagi di jual karena kondisi ke depan akan terjadi krisis lahan,”pungkas Politikus Golkar Kotim ini.
Dirinya menambahkan, untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari masyarakat hendaknya jangan hanya mengandalkan dari pertanian dari daerah lain, sementara sisa lahan di pekarangan cukup luas. ”Mestinya berdayakan lahan pekarangan untuk bercocok tanam dalam rangka pemenuhuan kehidupan sehari-hari,” tandas Kadir.(ang/gus)