KUALA KURUN – Keganasan arus Sungai Manuhing meminta tumbal. Korbannya Ebe alias Bapak Bidiw (70), warga Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing. Dia menghilang setelah kelotok (perahu mesin, Red) yang dikemudikannya menabrak tebing sungai.
Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (12/8) sekitar pukul 08.00 WIB itu, bermula ketika Ebe (70) bersama istrinya Reni (60) berangkat ke kebun miliknya menggunakan kelotok untuk menyadap karet. Di tengah perjalanan, korban tidak mampu mengendalikan laju kelotok tersebut, sehingga menabrak tebing sungai.
”Kami perkirakan korban tidak mampu mengendalikan laju kelotok yang dikemudikannya, sehingga kelotok menabrak tebing dengan sangat keras dan menghantam kayu pepohonan,” kata Kapolsek Manuhing Iptu Nanang Mauludi, Minggu (13/8) malam.
Nahas bagi Ebe, kayu yang dihantamnya justru menimpa dirinya dan mengenai kepala. Dia langsung pingsan. Melihat suaminya tidak sadarkan diri, istrinya sempat memberikan pertolongan dengan menaikkan tubuh suaminya ke atas perahu. Namun, karena tidak kuat menahan berat tubuh korban, usahanya sia-sia.
”Istri korban sempat menarik korban untuk dinaikkan ke atas perahu. Namun, karena tubuh korban berat, ditambah arus sungai yang deras, upaya tersebut sia-sia. Korban hanyut terbawa arus bersama perahunya,” tutur dia.
Melihat suaminya menghilang ditelan arus, lanjutnya, istri korban berusaha meminta pertolongan dengan memberhentikan perahu yang lewat. Saat itu melintas perahu yang dikemudikan Idis (60). Keduanya langsung melaporkan kejadian ini ke pihak keluarga dan Polsek Manuhing.
”Kita mendapatkan laporan tersebut pada pukul 10.00 WIB dan langsung bersama-sama masyarakat melakukan pencarian,” tuturnya.
Sejauh ini, tambah dia, upaya pencarian yang dilakukan dengan dibantu masyarakat dan sukarelawan sudah menyusuri sepanjang Sungai Manuhing. Namun, hingga 36 jam berlalu, upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil.
”Sampai saat ini korban belum juga kita temukan. Pencarian akan terus kita lakukan,” pungkasnya. (arm/ign)