SAMPIT-Anggota Komisi II DPRD Kotim, Dani Rakhman menyatakan bahwa sisa hutan di Kotim sudah kian memprihatinkan. Bahkan menurutnya, hutan cadangan pun kian menipis, sehingga perlu ada kebijakan untuk menanami hutan yang kritis tersebut.
"Sisa hutan kita itu terbagi dari hutan asli dan hutan tetapi tidak ada pohon. Nah hutan kritis ini harus ditanam kembali. Caranya masyarakat diberikan bibit dan difasilitasi. Tidak kalah penting jangan beri izin perluasan lahan lagi kepada perusahaan sawit,” imbuhnya kepada Radar Sampit.
Dirinya juga meminta agar lahan yang diklaim oleh perusahaan perkebunan sawit namun tidak bisa dibuktikan secara administrasi, hendaknya dikembalikan kepada masyarakat. Bahkan tegasnya, lahan yang sudah digarap diluar ketentuan izin, bisa diserahkan ke masyarakat untuk dikelola.
Deden sapaan akrabnya memaparkan, Kotim memiliki luas wilayah 16.496 km persegi, dan dihuni sekitar 400.658 jiwa. Namun saat ini terancam tidak memiliki hutan cadangan, sebab yang tersisa hanya 25 persen dari total luasan hutan sebelumnya.
“Secara persentase saja sisanya hanya sekitar 25 persen. Itu pun 10 persennya berupa kawasan hutan yang tidak ada pohonnya lagi (lahan kritis),” cetusnya.
Ditambahkan Deden, idealnya kawasan hutan yang tersisa minimal 40 persen. Sedangkan 60 persennya digunakan untuk kawasan investasi kehutanan dan perkebunan, termasuk juga permukiman. (ang/gus)