SAMPIT-Anggota DPRD Kotim Sarjono meminta agar warga lokal Kotim atau putra asli daerah ini diberikan kesempatan seluas-luasnya jika ingin bersekolah, di akademi keperawatan (AKPER) yang ada di daerah ini. Pasalnya mereka adalah harapan yang akan dikembalikan ke pelosok daerah untuk menjalani profesi sebagai tenaga medis.
Menurutnya, selama kurun 5 tahun terakhir ini, pemerataan penempatan tugas tenaga medis terus jadi persoalan. Diharapkannya, dengan pemberdayaan putra daerah agar bisa bersekolah di AKPER, maka hal itu bisa membantu pemerataan penempatan tenaga kesehatan, ke depannya.
”Kami mengharapkan agar anak-anak kita di daerah ini yang ingin sekolah di akademi keperawatan, diprioritaskan untuk bisa masuk. Jadi ketika mereka lulus nanti, bisa dikembalikan ke daerah asalnya untuk mengabdi,”imbuhnya, saat pertemuan dengan pihak Dinas Kesehatan Kotim dan pihak AKPER Pemkab Kotim, di DPRD kemarin.
Politikus Golkar ini melanjutkan, selama ini persoalan tidak meratanya penempatan tenaga medis di pelosok, karena tidak betahnya oknum petugas tersebut. Sering juga menurutnya, kultur budaya antara petugas dan warga desa ada perbedaan yang jauh, sehingga sulit menyesuaikan diri dan akhirnya tidak betah.
“Kami harapkan mereka dari daerah itu kembali ke daerah mereka juga.Bukannya seperti orang dari Samuda ditempatkan di Antang Kalang, tentunya bisa tidak betah dan akan tidak optimal dalam melayani masyarakat,” paparnya.
Ditambahkan Sarjono, petugas medis di pelosok adalah kebutuhan nyata. Dengan adanya rencana skala prioritas Bupati Kotim untuk penganggaran sektor pendidikan dan kesehatan tentunya hal itu sangat disambutnya positif, karena merupakan kebutuhan semua kalangan masyarakat. (ang/gus)