SAMPIT-Wakil Ketua DPRD Kotim Parimus menyampaikan, komitmen untuk mempertahankan adat istiadat dan kebudayaan lokal tidak cukup hanya sekadar mendukung, tanpa keberpihakan dari pemerintah. Maka dari itu dia berharap, agar kegiatan ada istiadat ke depannya harus disinergikan dengan program pemerintah di daerah. Dan saat ini dia melihat sinergitas itu mulai berjalan dengan baik.
”Kita sebagai warga lokal tentunya prihatin jika kebudayaan leluhur ini berangsur hilang. Hendaknya dari waktu kewaktu hal itu bisa dipertahankan, dengan melibatkan pemerintah daerah. Karena saya melihat fenomenal tergerusnya budaya kita itu, semakin kencang,”paparnya.
Politikus Demokrat Kotim ini menegaskan, sejauh ini masyarakat lokal sangat menantikan adanya program pemerintah untuk pemberdayaan acara adat. Salah satunya yang digalakkan kembali itu adalah kegiatan seni di taman miniatur budaya. Dirinya menyayangkan, saat ini fasilitas itu terbengkalai dan tidak ada kegiatan lagi.
”Saya dorong kepada eksekutif agar acara kegiatan kebudayaan lokal dan kebudayaan yang ada di Kotim ini bisa terprogram pelaksanaanya. Soal anggarannya, di DPRD saya kira tidak masalah. Justru kalau ada pihak yang sengaja menghilangkan anggaran pelaksanaan dan perhatian kepada adat budaya, itu jadi pertanyaan kita identitasnya,”imbuh Parimus.
Diketahui, Parimus salah satu tokoh yang aktif dan setiap tahun mengadakan upacara adat istiadat di kampung halamannya. Menurutnya hal itu jadi tradisi dan harus dipertahankan, larena sedikit banyak kebudayaan lokal daerah itu jadi identitas bangsa.
Dirinya menilai, tanpa ada kebudayaan lokal yang menonjol maka hal yang menarik bagi orang luar daerah itu tidak akan ada. ”Orang datang ke Sampit nanti bukan untuk ke mall bukan untuk ke hotel, tetapi untuk melihat apa yang tidak ada di daerah mereka. Salah satunya budaya kita ini, seperti upacara Mampakanan Sahur, Mamapas Lewu, Tiwah dan lain sebagainya,”pungkas Parimus. (ang/gus)