PALANGKA RAYA – Di momentum Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2017, Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalteng melakukan pelayanan KB gratis. Khususnya MKJV (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) dalam rentang waktu 20 Agustus – 26 September, dan secara serentak dilakukan pada 26 September.
Kali ini BKKBN bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) dan Persit Kartika Chandra Kirana cabang XLII Kodim 1016 Koorcab Korem 102 PDXII Tanjung Pura.
“Saya bersyukur, bahwa animo masyarakat kita untuk menjadi peserta KB ini sangat tinggi, maka pencapaian sudah diatas 75 persen untuk Kota Palangka Raya,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng Kusnadi SH saat bersama-sama Kepala Dinas PPKBP3A Kota Palangka Raya drg. Tiur Simatupang, dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana cabang XLII Kodim 1016 Koorcab Korem 102 PDXII Tanjung Pura Putri Alvius Naprinda Krisdinanto saat menyaksikan pelayanan KB implan, di Puskesmas Pahandut, Selasa (26/9).
Ia juga menyebutpencapaian tersebut satu hal yang sangat menggembirakan. Ia berharap kedepan tidak hanya menggunakan alat kontrasepsi yang jangka pendek saja tetapi menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti Inplan, IUD, MOW dan MOP.
Kusnadi sendiri menganjurkan sebaiknya akseptor memilih MKJP, seperti inplanatau IUD (spiral) bahkan vasektomi untuk pria.
“Masa pakai MKJP lebih panjang, misalnya untuk inplan saja 3 tahun jadi tidak repot untuk minum pil setiap hari, suntik setiap tiga bulan sekali. Sementara untuk IUD itu 5-10 tahun,” ucap Kusnady yang juga memberikan apresiasi kepada Persit Kodim 1016 dan Dinas PPKBP3A yang menfasilitasi kegiatan pelayana KB gratis, sekaligus pelayanan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara.
Sementara itu Tiur Simatupang mengatakan program KB merupakan program nasional yang memang menjadi tujuan mensejahterakan masyarakat dengan merencanakan jumlah anak sehingga bisa rencanakan kehidupan keluarga yang lebih sejahtera.
“Di Kota Palangka Raya ini kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah pil padahal PPKBP3A mengharapakn kalau bisa menggunakan kontrasepsi jangka panjang karena untuk saat ini masih sedikit jumlahnya terutama vasektomi kesadaran dari para suami masih kurang,” ucapnya dengan lantang.
Hal yang hampir senada diungkapkan Putri. Ia menyebut dengan adanya papsmear dan deteksi dini kanker Payudara ini diharapkan kedepan para ibu-ibu di Palangka Raya bisa lebih dini terdeteksi gejala kanker serviks dan diobati.
“Dengan begitu akan lebih mudah diobati dan tidak membahayakan nyawa ibu bila memang terdeteksi,” pungkasnya singkat. (vin)