PALANGKA RAYA – Plt Sekda Kalimantan Tengah (Kalteng) Mugeni, menyayangkan kualitas air sungai, utamanya di Sungai Kahayan mengalami penurunan kualitas. Ini dibuktikan dengan tingkat kekeruhan yang cukup tinggi.
Penurunan kualitas air ini tentu cukup berdampak. Tak hanya bagi masyarakat yang bermukim di bantaran sungai, namun sektor lain seperti pariwisata susur sungai juga terdampak. Dia menganggap penurunan kualitas air sungai membuat nilai wisata susur sungai menjadi berkurang.
“Kalau dampaknya untuk sektor pariwisata, pastinya akan memengaruhi nilai pariwisata itu. Nah ini kalau kita bicara dampaknya bagi wisata saja, belum lagi bicara dampaknya terhadap sektor lain. Jadi sangat disayangkan penurunan kualitas air sungai,” kata Mugeni saat kegiatan Gerakan Nasional Kemiteraan Penyelamatan Air (GN-KPA), Selasa (10/10).
Untuk itu, ucap Mugeni, perlu gerakan penyelamatan dari pemerintah dan masyarakat. Langkah antisipatif perlu dilakukan guna menghindari penurunan kualitas air labih tinggi. Masyarakat harus memahami sumber daya air yang ada sekarang tidak hanya digunakan untuk kepentingan sekarang, namun untuk kepentingan jangka panjang.
“DAS di Kalteng ini kan banyak, sayang kalau sampai semua kualitas airnya menurun. Untuk itu, sumber daya air perlu dikelola dengan baik dan seimbang agar tetap terpelihara dan mampu memenuhi kebutuhan di masa mendatang,” ucapnya.
Sementara itu, pewakilan dari Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, Ferry Mount Hepi tidak membantah kualitas air sungai sudah menurun. Tak hanya Sungai Kahayan, tapi 11 sungai besar di provinsi ini rata-rata mengalami penurunan kualitas.
“Kalau dilihat, air di Sungai Kahayan berwarna kecokelatan. Ini menandakan tingkat kekeruhan yang tinggi. Artinya kualitas relativ menurun, dan ini yang wajib kita perbaiki,” kata dia.
Melalui GN-KPA ini Ferry mengharapkan pihaknya mendapat data rinci terkait kualitas air sungai. Data inilah yang nantinya digunakan sebagai sarana mengambil kebijakan terkait upaya mengatasi penurunan kualitas air sungai.
“Memeng program GN-KPA ini sekarang masih di Sungai Kahayan. Tapi nanti kita akan upayakan 11 sungai besar di Kalteng juga dilakukan gerakan seperti ini,” pungkasnya. (sho/fm)