SAMPIT-Masa reses atau turun ke daerah pemilihan (Dapil) kembali dilakukan anggota DPRD Kotim, dalam beberapa hari terakhir. Dalam hari ketiga kemarin, anggota DPRD yang berasal dari Dapil 2 yakni wilayah Kecamatan MB Ketapang, yang menggelar reses sambil memantau sejumlah pengerjaan proyek fisik yang di wilayah Kota Sampit.
Beberapa temuan mereka di lapangan, yakni ada beberapa pengerjaan proyek infrastruktur yang belum selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selain itu, mereka juga menemukan adanya pengerjaan proyek yang terkesan asal-asalan.
"Salah satunya soal pengerjaan infrastruktur jalan dan jembatan yang masih belum optimal. Kami minta itu segera diselesaikan dengan baik, sesuai dengan ketentuan yang ada di perencanaan,” ujar salah satu anggota DPRD Kotim, Muhammad Shaleh yang turun ke lapangan, kemarin.
Diungkapkannya pula, ada proyek pengaspalan jalan yang tidak didahului dengan pengerasan dan penimbunan agregat. Padahal lanjutnya, secara teknis pengerjaan jalan itu sebelum diaspal harus ditimbun dan dikeraskan.
”Kemarin sore saya cek ke lokasi dan tidak ada agregatnya, lalu langsung diaspal hari ini. Ini tidak bisa dibiarkan, dan harus dibehani lagi,” tegasnya.
Dirinya menemukan indikasi pelanggaran tersebut ketika menggelar inspeksi mendadak (sidak) langsung bersama rekan anggota DPRD lainnya yang juga berasal dari Dapil 2 yakni Hero Harapano, Deby Sartika, Hari Rahmad Panca Setia, Jainudin Karim, dan Rina Rahayu.
Selain itu, politikus PAN ini juga mendesak agar Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bertanggung jawab, ketika ada pekerjaan proyek yang tidak sesuai dengan harapan.
"Saya memprediksi jalan itu tidak akan bertahan lama. Pekerjaan semacam ini hanya akal-akalan saja oleh oknum, dan saya minta ini dikerjakan sesuai harapan. Jika tidak, kami akan ambil tindakan,"tegas Shaleh.
Dalam reses tersebut, tidak hanya pekerjaan infrastruktur jalan yang jadi sorotan, tapi juga pekerjaan proyek box culvert atau jembatan gorong-gorong beton. Menurut Shaleh, hingg memasuki akhir tahun ini, ternyata belum ada pengerjaan proyek tersebut di lapangan,padahal dana yang dianggarkan mencapai miliaran rupiah.
"Itu juga salah satu temuan kami tadi di lapangan. Ternyata pekerjaan yang ada harus diperingatkan, baik itu kepada pihak rekanan agar kualitasnya tetap dijaga,"tandasnya. (ang/gus)