SAMPIT-Ketua Komisi III DPRD Kotim, Rimbun mengungkapkan, konflik internal di salah satu sekolah di Desa Tanah Putih Kecamatan Telawang sudah berakhir. Semuanya kembali seperti biasa. Hal itu setelah dilakukan mediasi bersamaan dengan kunjungan dari Komisi III DPRD Kotim beberapa waktu lalu.
”Berkaitan dengan persoalan guru yang menuding adanya ketidaktransparanan di sekolah itu, sudah kita selesaikan dengan baik. Intinya itu memang betul ada miss komunikasi dan juga titik awalnya karena tidak transparan tadi,”ungkapnya, Senin (6/11), kemarin.
Menurut Rimbun, setelah pihak-pihak yang berselisih diajak musyawarah duduk bersama dan diberikan pemahaman, alhasil semuanya bisa mencair kembali. Hal itu tidak lepas dari peran dewan guru dan pihak kepala sekolah yang masih ingin mengabdi dan mendidik di sekolah tersebut.
Berkaca dari persoalan tersebut, Rimbun menitik beratkan bahwa segala sesuatu persoalan di sekolah hendaknya bisa dibicarakan dengan baik dan secara bersama-sama. Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan akhirnya muncul konflik, dan yang jadi korban adalah para peserta didik. Dirinya juga mengapresiasi sikap dewan guru yang sudah berani menyampaikan aspirasi untuk berkonsultasi ke lembaga DPRD Kotim.
”Kalau ada masalah di sekolah kami dari DPRD khususnya Komisi III selalu siap me-mediasi dan menengahi persoalannya, agar tidak berkepanjangan. Agar situasi pendidikan kita tidak terganggu,”pungkasnya.
Politikus PDI Perjuangan ini juga menyatakan, kondisi kekurangan guru di sekolah di desa Tanah Putih juga jadi perhatian mereka. Dalam kesempatan rapat bersama dengan mitra kerja di Dinas Pendidikan dalam waktu dekat ini, salah satu penekanan dari pihaknya adalah pemerataan guru. Artinya guru yang menumpuk di sekolah perkotaan, harus siap-siap dimutasi ke daerah perdesaan yang kekurangan guru.(ang/gus)