SAMPIT-Anggota DPRD Kotim dari Fraksi Golkar Abdul Kadir, menilai bahwa paradigma ekonomi sebagian masyarakat di Kotim, masih menggantungkan atau mengandalkan dari sektor tertentu saja. Akibatnya, di saat sektor andalan itu mengalami persoalan, maka ekonomi masyarakat itu juga akan terpengaruh.
Maka dari itu menurutnya, masyarakat yang demikian perlu diberikan edukasi, agar mau mencoba berbagai kegiatan usaha, terutama di sektor pertanian yang memiliki nilai ekonomis. Dan kondisinya sepanjang tahun selalu stabil.
“Kultur warga kita ini sebagian masih bergantung kepada sektor alam. Memang diakui, hal ini terbangun semenjak zaman perkayuan melimpah ruah dulu. Akibatnya usaha lain tidak bisa dilakukan dan dilaksanakan. Seiring kayu sudah meredup, begitu juga ekonomi masyarakat kita ikut meredup,”ujar Abdul Kadir.
Menurutnya, masyarakat saat ini perlu diberikan pencerahan dan edukasi untuk merubah pola usaha lama itu. Dan lanjutnya, saat ini usaha yang sangat cocok digeluti yakni dibidang pertanian. Diantaranya menjadi petani tanaman pangan, seperti petani bawang, petani cabai, petani sayur mayur dan lain sebagainya.
“Padahal potensi sektor itu masih sangat besar untuk digarap. Tapi sayangnya masyarakat kita masih belum bisa melakukannya. Nah salah satu solusinya yakni perlu diberikan contoh melalui kelopok tani sukses, agar masyarakat tertarik berusaha di sektor tersebut,”imbuh Abdul Kadir.
Selain itu ditambahkannya, apabila masyarakat bergantung kepada sektor perkebunan kelapa sawit, karet dan rotan memang masih menjanjikan. Namun ada kalanya komoditas itu juga mengalami fluktuasi harga.
“Bayangkan, warga di desa saya melihat menunggu sayur saja dari Kota Sampit. Padahal lahan di sekitar mereka luas. Nah, hal semacam ini yang perlu kita berikan edukasi,” tandas Abdul Kadir. (ang/gus)