SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) merupakan daerah rawan bencana banjir, longsor, angin puting beliung, abrasi, dan kebakaran hutan dan lahan. Untuk mengurangi risiko bencana yang tak dapat dilawan itu, Pemkab Kotim meningkatkan kemitraan dengan berbagai perusahaan, komunitas, dan organisasi masyarakat (ormas) untuk membantu penanggulangan dampak bencana yang tidak diharapkan tersebut.
”Terutama masyarakat desa daerah rawan yang merasakan dampak langsung, sekaligus sebagai pelaku yang akan merespons bencana di sekitar mereka. Untuk maksud tersebut, masyarakat harus memahami, mereka mungkin adalah orang sosial yang dapat membantu dirinya dan orang lain, bersama komunitas masa depan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim M Yusuf, Selasa (21/11).
Pencegahan dalam sosialisasi objektif tersebut rencananya akan dilaksanakan besok, Kamis (23/11) di Aula Hotel Werra Sampit Jalan Jendral Sudirman kilometer 1,5. Kegiatan itu merupakan bagian dari bentuk kewajiban pemerintah. Sekaligus memberi informasi kepada camat, elemen muspika, aparatur pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola sumber daya di desa, dalam rangka pengurangan risiko bencana dan meningkatkan kemitraan antara pemangku kepentingan di sektor swasta atau organisasi masyarakat.
”Hasil yang diharapkan, meningkatkan kapasitas aparatur kecamatan, desa, kelurahan, perusahaan dan perkebunan besar swasta (PBS) serta pertambangan di Kotim dalam mencegah dan menanggulangi bencana yang bisa saja terjadi kapan pun,” imbuhnya.
Hasil sosialiasi tersebut diharapkan bisa membentuk pemahaman, pengurangan risiko lebih penting melibatkan berbagai pihak untuk pencegahan dini. ”Kita ketahui bersama, belakangan ini bencana apa saja yang terjadi. Upaya untuk mengurangi dampak ini yang paling penting bagi kita semua,” tandasnya. (mir/ign)