Fenomena alam matahari kembar atau lebih dikenal dengan Sun Dog, terlihat jelas di langit Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (4/12) kemarin. Dari lantai 6 Gedung Silver Radar Tarakan (Grup Radar Sampit), fenomena ini tampak berlangsung hanya satu menit, antara pukul 16:49 WIB hingga matahari tertutup awan pada pukul 16:50 WIB.
Fenomena yang sama, juga pernah terjadi di Kanada pada 2 November 2015. Warna yang dihasilkan pun nyaris sama, merah kecoklatan.
Fenomena ini memang luar biasa dan langka. Namun, ini sebenarnya fenomena atmosferik yang telah dikenal di dunia sains. Nama fenomena itu adalah Sun Dog yang terlihat bersamaan dengan Parhelic Circle.
Kadang sering juga disebut dengan fenomena matahari kembar. Fenomena Sun Dog (Sundog) yang kadang juga disebut dengan Parhelion adalah sebuah fenomena ketika mata bisa melihat adanya kumpulan cahaya tambahan di kedua sisi matahari.
Kadang, kumpulan cahaya ini bisa terlihat seperti bola yang membuat cahaya ini lebih menyerupai matahari tambahan.
”Fenomena atmosfer disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari melalui kristal es seperti yang diselenggarakan di awan cirrus. Mirip seperti teori cermin,” kata Raden Eko Sarjono, forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bulungan.
Teorinya, Sun Dog terjadi ketika cahaya matahari bersinar menembus kumpulan lempeng es kristal hexagonal yang tersusun secara horizontal di langit yang mengakibatkan cahaya itu dibelokkan dengan sudut minimum 22 derajat. Proses ini bisa disamakan dengan proses terciptanya pelangi yang terbentuk karena cahaya matahari yang menyinari tetesan air di angkasa.
Fenomena ini bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Namun, akan lebih mudah terlihat ketika matahari berada pada posisi yang lebih rendah di horizon, saat terbit atau terbenam.
Umumnya Sun Dog berwarna merah ketika berada pada jarak terdekat dari matahari. Ketika semakin menjauh dari matahari, warnanya akan berubah mengarah ke biru. (*/ddq/jpg)