PALANGKA RAYA – Pembangunan di Kota Palangka Raya menjadi perhatian Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran. Hal itu wajar saja, mengingat Palangka Raya adalah ibukota provinsi ini, terlebih menjadi salah pintu masuk dari provinsi lain. Selain itu, di wilayah tersebut juga menjadi pusat kantor pemerintahan, utamanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng.
Ia menyebutkan wajah Kota Palangka Raya harus diubah. Apabila tidak ada pergerakan pembangunan ke arah yang lebih baik, maka bukan tidak mungkin akan memengaruhi pembangunan di kabupaten lainnya.
“Yang namanya ibukota provinsi itu, pintu gerbang untuk masuk, juga jadi sorotan oleh provinsi lain. Maka dari itu, saya sudah berkomitmen untuk mengubah wajah Palangka Raya,” katanya.
Mulai dari Bundaran Besar yang menjadi pusat kota, sampai wilayah Flamboyan Bawah akan ditata secara perlahan. Bahkan saat ini desain terkait gambaran pembangunan di wilayah tersebut sedang disiapkan.
Untuk mewujudkan pembangunan yang diinginkan, pemerintah tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun juga akan didukung dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurutnya, hal ini dilakukan supaya proses pelaksanaannya di lapangan tidak terhenti karena alasan anggaran.
“Kalau Palangka Raya ini bisa kita ubah, secara langsung membuat perubahan bagi Kalteng sendiri. Ini harus dilakukan, tapi bukan berarti pemerintah tidak mau memerhatikan pembangunan di kabupaten lain,” ucapnya.
Sugianto mengaku, bahwa proses pengembangannya tidak hanya terfokus pada pusat kota, namun kawasan yang dianggap berpotensi juga akan disentuh. Salah satunya Taman Nasional Sebangau, yang menjadi salah satu prioritas perhatian pemerintah di tahun 2018 ini. Terlebih saat terminal baru Bandara Tjilik Riwut operasional 2019 nanti, maka upaya ini akan terus mendapat dukungan.
“Kita tidak perhatikan pusat kota dan wilayah keramaiannya. Tapi kita lihat yang juga bisa menggali potensi, ya itu wisata tadi. Bandara juga, yang dipastikan operasional 2019. Nah, tinggal tindak lanjut saja dari pemerintah,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa langkah ini harus didukung dengan rencana besar. Sebab untuk peningkatan pembangunan tersebut tidak akan terjadi apabila masih setengah-setengah.
“Ya, inikan rencana pemerintah, mana mungkin bisa berjalan kalau kita masih setengah-setengah. Koordinasi akan kita lakukan juga dengan pemerintah setempat,” pungkasnya. (sho/vin)