Profesi mereka masih diperlukan. Sebagian besar warga, memanfaatkan jasa penyepuh agar perhiasan mereka mengkilap lagi.
DODI, Palangka Raya
Dua dekade sudah Anang Mawardi menekuni profesi menjadi penyepuh emas. Pahit manis profesi itu dilaluinya silih berganti. Melalui keterampilannya itulah, dia menggantungkan hidupnya.
Dulu, dalam sehari, Anang bisa meraup penghasilan hingga Rp 500 – Rp 600 ribu. Jumlah itu bisa meningkat berkali lipat pada momen tertentu. Mendekati Hari Raya Idul Fitri atau Natal, misalnya, dia bisa meraup jutaan rupiah.
Anang mengaku jadi penyepuh emas sejak masih bujang. Kini dia sudah memiliki dua orang anak yang duduk di bangku SMA. ”Tak ada niat untuk beralih profesi lain, karena ini sudah sangat mencukupi dan memadai. Paling tidak bisa dapat Rp 150 ribu per hari bila sepi dan 300 ribu bila ramai,” katanya, Jumat (23/2).
Keahliannya menyepuh emas atau perhiasan lainnya ditempa secara otodidak. Soal harga, tergantung variasi, yakni cicin kecil Rp 10 ribu, besar Rp 15 ribu, kalung Rp 10 – Rp 50 ribu, anting Rp 5 ribu, tergantung besar kecilnya benda yang akan disepuh.
”Paling murah Rp 5 ribu dan paling mahal Rp 50 ribu. Kacamata biasanya paling sulit, karena itu agak mahal dari yang lain. Semua bisa disepuh, waktunya sekitar 15 menit,” tutur pria yang sehari-harinya membuka jasa menyepuh di di Pasar Besar Palangka Raya ini.
Rata-rata pelanggannya perempuan. Kalangan pria biasanya meminta untuk menyepuh kaca mata dan jam tangan. ”Paling banyak ibu-ibu, biasa mereka punya kalung dan cicin. Tapi, bapak-bapak juga ada yang menyapuh jam tangan dan kacamata,” ujarnya.
Anang menuturkan, alat penyepuh sangat sederhana. Harus teliti saat menyepuh, terutama untuk anting dan kalung, karena bisanya sangat tipis dan rawan putus. ”Harus teliti dan detail, tidak bisa sembarangan,” katanya.
Menurut Anang, jumlah pelanggan yang datang tak menentu. Dia buka sejak pukul 08.00 hingga pukul 16.00. ”Pagi sampai sore kerjanya. Hasilnya lumayan dan ini kerjaan sudah sangat saya jiwai, jadi tidak mau beralih,” katanya.
Hasil sepuhannya, lanjut Anang, bisa bertahan hingga berbulan-bulan. ”Cuci emas juga bisa hingga jadi lebih mengkilap dan bisa bertahan tiga bulan,” katanya.
Dari hasil kerjanya itu, Anang bisa membiayai sekolah dua anaknya. Termasuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (***/ign)