SAMPIT – Dinas Pertanian (Distan) Kotim terus berupaya memunculkan kembali tanaman kopi meski tanaman jenis itu sudah mulai langka. Bahkan, pihaknya sudah memprogramkan tanaman kopi masuk dalam skala prioritas pengembangan untuk pariwisata.
Kepala Distan Kotim I Made Dikantara mengatakan, tanaman kopi hampir saja tidak masuk dalam program karena tidak terjamah. Akan tetapi, setelah melalui proses akhirnya tanaman itu sudah dimasukan program karena nantinya akan dijadikan sebagai tempat pariwisata.
”Tanaman kopi sebenarnya hampir tidak terjamah, tapi karena ini program pertama dan berangkat ke wisata maka tanaman tersebut kami dukungan pengembangannya,” ujarnya, Rabu (7/3).
Sebagai salah satu dukungan untuk memperkuat pengembangan tanaman kopi, lanjut I Made, pihaknya telah membentuk tim . Tim tersebut akan turun ke lapangan melakukan pengecekan jenis kopi tradisional yang ditanam di masyarakat.
”Tim akan turun ke lapangan. Mereka meminta informasi langsung ke petani kopi jenis kopi apa yang ditanam, nanti dinas pertanian akan memberikan bantuan bibit kopi,” kata I Made.
Dia menuturkan, sudah ada beberapa kawasan pengembangan tanaman kopi di Kotim, yakni Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut. Ke depannya, penanaman kopi ke Kecamatan Seranau.
”Kalau bibit kopi bagus dan cepat menghasilkan antara 4-5 tahun. Kami punya teknik tersendiri bagaimana cara tanam kopi dengan biji kopi berkualitas. Trik seperti ini nantinya akan sampaikan khusus kepada petani kopi,” pungkasnya. (fin/ign)