PALANGKA RAYA - Sudron (35) yang sehari-harinya berkerja sebagai pemulung, Kamis (15/3) sekitar pukul 01.00 WIB bernasib malang. Tempat tinggalnya yang biasanya digunakan untuk menghindari terik matahari dan guyuran hujan, dini hari itu ludes terbakar.
Walaupun berhasil menyelamatkan sebagian harta berharganya, namun amukan si jago merah itu kini meluluh lantakkan tempatnya berteduh. Peristiwa itu juga sempat membuat heboh warga sekitar. Apalagi dalam insiden itu empat blok bangunan eks terminal Tjilik Riwut Km 8 di Jalan Mahir Mahar juga ikut hangus terbakar.
Diduga kebakaran itu karena kompor milik Sudron. Akibat kejadian tersebut ditaksir kerugian mencapai Rp 20.000.000. Tidak ada korban jiwa, hanya saja bangunan tersebut adalah milik pemerintah Kota dan ditinggali oleh korban. Kini kasus tersebut sudah ditangani jajaran Polres Palangka Raya.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar menyampaikan peristiwa kebakaran itu berawal dari tempat yang ditinggali oleh Sudron. Diduga karena kompor hingga membuat kobaran api dan membakar empat blok bangunan milik pemkot.
”Balok itu kosong dan ditempati oleh Sudron, nah malam itu tidak ada orang, hanya saja api berkobar dan membakar bangunan milik aset Pemerintah Kota Palangka Raya yang dulu dijadikan terminal," katanya.
Timbul menerangkan berdasarkan hasil pemeriksaan kepada saksi, bahwa sebelum kejadian melihat munculnya api tepat di belakang bangunan. Kebetulan bangunan tersebut tak jauh dari masjid Al-Ikhlas tepat di Jalan Mahir Mahar. Kemudian, melihat ada kobaran, penghuni membawa sejumlah barang berharga sambil mengumumkan peristiwa itu melalui pengeras suara masjid.
”Pengakuan saksi peristiwa itu cepat dan warga tahu setelah diberitahukan melalui pengeras suara dari masjid sampai akhirnya berusaha memadamkan api itu sambil menghubungi petugas pemadam. Tidak ada korban tetapi empat blok terbakar,” ucapnya.
Kata Kapolres, dengan kesigapan masyarakat dan cepatnya personel kebakaran datang, sehingga bangunan masjid tidak ikut terbakar, walaupun memang nyaris merembet ke bangunan tersebut.
“Kita sudah pasang police line (garis polisi), jadi masih kita lidik penyebab utama kobaran api itu,” ujarnya.
Sementara itu, Sudron mengatakan sudah beberapa bulan mendiami lokasi tersebut. Ia memang setiap hari berkerja mencari barang bekas dan saat kejadian memang menghidupi kompor untuk memasak air.
”Saya tidak tahu api dari mana, tetapi benar setiap mau memulung memasak air di kompor. Gak papa lah pak, asalkan nyawa masih ada,” ucapnya sambil tertunduk.
Sementara itu, Ketua Emergency Response PLK, Jean mengatakan penanganan cepat penyiraman kobaran api menjadi slah satu langkah sehingga tidak merembet ke rumah ibadah. Pihaknya pun berterima kasih kepada personel Sabhara Polda yang memberikan kesempatan melaksanakan pemadaman.
“Tadi agak beban, warga menelepon, minta bantuan untuk pemadaman, karena ERP belum ada mobil untuk mengangkut mesin pemadam kami, tapi bersyukur pas tiba water canon milik kepolisian hadir sehingga bisa saling membantu memadamkan api,” pungkasnya.(daq/vin)