KASONGAN - Sejauh ini sudah cukup banyak jenis penyakit yang berhasil diidentifikasi oleh dunia kesehatan. Langkah tersebut guna mencari formula terbaik untuk pengobatan atau penyembuhannya. Namun tidak sedikit pula jenis penyakit yang hingga saat ini belum mendapat obatnya, seperti penyakit yang masuk kategori asing atau langka.
Kepala Dinas Kesehatan Katingan Robertus Pamuryanto menuturkan, selama ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya kasus terkait penyakit asing maupun langka di daerahnya.
"Kita belum dapat laporan, karena yang masuk biasanya penyakit yang umum-umum terjadi saja. Tapi saya yakin bahwa selama ini pasti ada kasus yang masuk kategori itu di Katingan, mungkin yang lebih tahu adalah para dokter atau pihak RSUD Mas Amsyar Kasongan sebab mereka yang biasanya menangani penyakit secara langsung," ungkapnya, Kamis (22/3).
Menurutnya, belum adanya laporan penyakit asing atau langka tersebut kemungkinan dilatarbelakangi beberapa faktor. Seperti sedang dalam masa perawatan atau adanya keraguan sehingga dibutuhkan penelitian khusus lebih lanjut.
"Sebagai seorang dokter kalau mendapat pasien dengan penyakit asing atau langka biasanya tidak langsung dilaporkan ke kita, namun berusaha mengidentifikasi penyakitnya lebih dahulu secara berjenjang. Misalnya pihak rumah sakit melakukan uji laboratorium, jika hasilnya meragukan maka sampel akan diuji ulang ke laboratorium tingkat atas dan begitu seterusnya," jelas Robertus.
Sebab, identifikasi yang dilakukan dalam dunia medis bersifat ilmiah. Artinya harus memiliki kekuatan atau kepastian dalam setiap pembuktiannya, sehingga dibutuhkan waktu dan kerja keras bagi analis berpengalaman untuk mengungkapnya.
"Berbagai penyakit asing atau langka memang ada dan mungkin hingga saat ini masih dicari obat. Sebab setiap penyakit memiliki cara penanganan dan pengobatan yang berbeda-beda. Jika menemukan kasus seperti asing, maka lebih dulu dilakukan pemeriksaan secara mendalam," ujarnya.
Robertus menuturkan, sejauh ini peringkat teratas penyakit yang kerap diderita oleh masyarakat Kabupaten Katingan adalah infeksi saluran pernafasan (ISPA) dan diare. Kendati demikian, dari tahun ke tahun grafiknya cenderung menurun.
"Artinya program-program kesehatan yang selama ini selalu kita kampanyekan cukup berhasil, karena masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan. Begitu juga dengan diare, sampai saat ini belum ada satupun laporan yang sampai menimbulkan korban nyawa," tuturnya.
Penyakit diare umumnya disebabkan oleh pola hidup yang kurang higienis, seperti tidak membudayakan cuci tangan, buang air besar (BAB) sembarangan hingga mengkosumsi air tanpa diolah/sterilisasi.
"Makanya kita mengajak masyarakat untuk mendukung program Katingan bebas jamban. Artinya jangan kencing, berak, dan buang sampah ke sungai. Kita juga mendorong agar masyarakat mulai beralih ke jamban darat yang lebih bersih, karena semua kotoran akan tertampung," pungkasnya. (agg/yit)