PALANGKA RAYA – Memasuki dunia modern seperti sekarang ini, banyak budaya peninggalan leluhur yang dilupakan, salah satunya adalah budaya musik tradisional yang sudah mulai tenggelam karena banyaknya muncul musik-musik masa kini.
Salah satu anak Pahlawan Bapak Tjilik Riwut, Dahiang Heru Utama Toemon, pun menggagas workshop memperingati hari musik nasional, yang jatuh pada tanggal 9 maret kemarini, sekaligus memperingati 100 tahun Tjilik Riwut, dirinya merasa tergerak untuk menghidupkan kembali musik tradisional yang selama ini sudah mulai dilupakan oleh gerasi muda.
“Disini saya sebagi generasi penerus yang mencintai budaya lokal, saya akan menghidupkan kembali musik tradisional supaya generasi penerus tertarik dan mau melanjutkan budaya lokal terutama musi tradisional kalteng,” pungkasnya dalam acara pers rilis yang diadakan di Rumah Tjilik Riwut, Jumat (23/3).
Dia juga mengatakan, untuk menambahkan minat generasi muda pihaknya mengundang salah satu musisi terkenal yang juga sebagai penggerak musik di Indonesia, Dwiki Darmanan, dimana nantinya akan ditampilkan gabungan musik jazz dengan musik tradisional.
“Dengan begini diharapkan generasi muda khususnya menilai bahwa musik tradisional tidak kalah dengan musik masa kini bahkan bila dipadukan akan menghasilkan musik yang tidak kalah indah dan menariknya,” tambahnya dalam paparan.
Sementara itu, Dwiki Darmawn, menyambut positif apa yang dilakukan tersebut, dimana memang dirinya mengakui bahwa saat ini musik tradisional sangat tertinggal diberbagai daerah, ditambah lagi dengan tidak adanya lagi pelajaran tersebut di sekolah dasar.
“Saat ini pelajaran kebudayaan terutama musik tradisional sudah tidak ada lagi, seharusnya itu menjadi hal yang wajib disetiap pendidikan guna menumbuhkan minat dan mencari bakat generasi muda untuk terus meningkatkan musik-musik tradisional,” ucapnya.
Bahkan, lanjutnya, ketika dirinya bersama Presiden Joko Widodo membahas terkait musik tradisional banyak hal yang ditawarkannya, melalui menteri keuangannya, menantang apa saja yang harus dipenuhinya dalam menumbuhkan budaya nasional tersebut.
“Dia menantang setiap kabupaten/kota di Indonesia untuk mengajukan tempat kesenian budaya, sehingga nantinya akan kesenian dan budaya lokal (tradisional) akan tumbuh dan berkembang, namun dengan catatan implementasi yang dihasilkan harus jelas,” bebernya.
Dirinya juga memberikan sedikit masukan terhdap pemerintah daerah untuk berani membuat peraturan daerah (Perda) yang mengharuskan kesenian daerah hadir dalam setiap kegiatan, dengan begitu selain meghidupak musik dan budaya tradisional namun juga menambah luang pekerjaan dan menambah ekonomi masyarakat.
“Untuk menghidupkan budaya tradisional, peranan pemerintah derah tentun sangat diperlukan, salah satu yang berpengaruh melalui peraturan daerah ataupun melalui kebijakan-kebijakannya,” pungkasnya. (rm-86/vin)