PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Said Ismail mengharapkan 150 Kampung Keluar Berencana (KKB), yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini mampu mewujudkan pembangunan kualitas rumah tangga.
Ia menyebutkan keberadaan Kampung KB tidak hanya fokus memerhatikan pengendalian penduduk, melainkan hal lain yang bersangkutan dengan pembangunan kependudukan dan indeks pembangunan manusia.
“Indeks pembangunan manusia di Kalteng masih tergolong rendah, jadi kita harapkan program-program pembangunan kendudukan bisa memberi perubahan, termasuk di dalamnya program Kampung KB,” katanya diwawancarai usai menghadiri Rapat Koordinasi Daerah Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, Rabu (28/3).
Anggaran yang dikucurkan untuk pelaksanaan program Kampung KB ini terbilang tidak sedikit. Di Barito Timur (Bartim) saja contohnya, sudah digelontorkan anggaran hingga Rp 700 juta. Maka dari itu, diharapkan anggaran yang digelontorkan tersebut mampu diimbangi dengan capaian program yang sudah ditetapkan.
“Untuk program kependudukan keluar berencana dan pembangunan keluarga, pemerintah ikut serta mensosialisasikan program tersebut. Maka pemerintah sangat berkeinginan, semua program ini bisa menyentuh ke masyarakat langsung,” ucapnya.
Memang dalam pelaksanaan program kependudukan ini tidak mungkin sepenuhnya maksimal, terutama dalam hal mengurangi angka pernikahan di bawah umur. Namun setidaknya dengan program kependudukan tersebut, mampu memberikan pengertian pada masyarakat untuk bisa merencanakan pembangunan keluarga.
“Tujuannya itu memberi pengertian pada masyarakat, yang walaupun kita tahu semuanya bahwa itu tidak akan 100 persen. Tapi paling tidak kita sudah memberikan pengetahuan membuat perencanaan, dari umur perkawinan, hingga batas kelahiran,” sebutnya.
Sementara itu, terkait target peningkatan jumlah Kampung KB di provinsi ini adalah tugas dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kalteng. Makanya, instansi tersebut diminta menyusun program dan target guna mendapat kucuran anggaran baik itu dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBN.
Lebih lanjut dia menyebutkan, dengan berbagai program kependudukan pembangunan di Kalteng bisa lebih maju, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan dia optimis dengan program yang ada mampu membuka keterisolasian daerah.
“Kenapa? Ya karena yang sering dijadikan Kampung KB ini adalah daerah yang termarjinalkan, terisolir dan yang terpencil. Kalau ada aksesnya dalam hal program, maka akan membantu pembangunan di daerah,” ujarnya sambil berharap. (sho/fm)