PALANGKA RAYA - Pembangunan jembatan layang atau pile slab sepanjang tiga kilometer di jalan Trans Kalimantan wilayah Bukit Rawi telah lama diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Bahkan, pada pemerintahan Sugianto Sabran - Habib Ismail Said juga telah ditindaklanjuti usulan tersebut.
Plt Sekda Provinsi Kalteng, Fahrizal Fitri mengatakan pihaknya telah menyampaikan kepada pihak Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengusulkan pembangunan pile slab. Karena jalan tersebut status jalan nasional, sehingga anggaran pembangunan dari pusat.
"Usulan telah diproses dan mereka (PU) juga telah mengukur kedalaman gambut di wilayah tersebut. Kedalaman gambut sekitar 30 meter. Namun itu tidak jadi persoalan dan mereka siap membangun," tegas Fahrizal Fitri.
Menjadi persoalan, kata Fahrizal ialah terkait pelepasan lahan oleh masyarakat. Pasalnya, pembangunan jembatan pile slab akan dibangun di samping jalan yang ada agar akses tidak lumpuh.
"Masyarakat banyak yang tidak mau melepas lahan. Mereka meminta harga yang tinggi, sehingga ini yang menjadi kendala," imbuhnya.
Mengatasi persolan tersebut, Pemprov Kalteng telah melakukan pendekatan dengan masyarakat agar tidak terlalu tinggi untuk ganti rugi pelepasan lahan.
"Inikan untuk jalan, kita berharap masyarakat dapat melepaskan lahan mereka. Karena saat sungai meluap jalan banjir dan mengganggu aktivitas masyarakat," ucapnya.
Untuk mengatasi persoalan banjir di wilayah Bujit Rawi. Pemprov Kalteng mendirikan posko. Dan dibantu TNI Polri untuk mengatur lalu lintas.
"Sementara ini yang kami lakukan agar arus lalu lintas tetap lancar. Karena memang kondisi banjir menyulitkan masyarakat," tandasnya. (arj/fm)