PALANGKA RAYA – Bulan Ramadan dan Idul Fitri memang sudah berakhir dan berjalan kondusif. Walaupun harga beberapa komoditi makanan sempat melambung. Namun Satuan Tugas Pangan Kalimantan tengah mengklaim sudah sangat berkerja optimal untuk menekan harga dan mengawasi serta melakukan pemantauan ketersediaan pangan maupun kestabilan harga.
Salah satunya dengan menginstruksikan seluruh personil mendatangi seluruh pasar dan melakukan pengecekan harga secara berkala. Bahkan menegaskan akan menindak tegas pedagang, terutama penjual daging ayam yang berani menjual dengan harga tinggi atau di luar ambang kewajaran. Termasuk pula bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait.
“Langsung turun guna mencari penyebab naiknya harga jual daging ayam yang kini menjadi kebutuhan pokok masyarakat Kota Palangka Raya, dijual oleh pedagang dengan harga yang tinggi, sedangkan dari agen harga tetap normal. Termasuk siap menindak pedagang yang menjual diatas sangat kewajaran,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalteng Kombes Pol Adex Yudiswan, Kamis (21/6).
Disampaikannya, ketika menggelar pers rilis hasil pelaksanaan Satgas Pangan tantang stabilitas harga pangan di wilayah hukum Polda Kalteng, Adex menyampaikan tim secara umum berhasil kendalikan harga pangan. Buktinya harga beras dan sembako tidak terlalu mengalami kenaikan tajam sehari menjelang hari raya, disvaritasnya paling banter mencapai Rp 6.000 per Kilogram (Kg).
Kepala Satgas Pangan itu tak memungkiri bahwa ada terjadi kenaikan harga daging ayam yang di jual di sejumlah pasar tradisional pada H-2 Lebaran dan H+3 setelah Lebaran. Sehingga pengalaman Lebaran tahun 2018 ini tentunya menjadi acuan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok ketika menghadapi Natal dan tahun baru nantinya.
"Penyebab tingginya harga ayam ras karena Kalteng masih bergantung dari pasokan luar. Memang tidak ada pasal pidana terhadap pedagang pengecer yang menaikkan harga ayam disebabkan terbatasnya pasokan daging ayam dari luar daerah. Sebab produksi Kalteng sendiri masih kurang,” tuturnya,
Ia menambahkan ke depannya, kenaikan harga daging ayam yang mencapai Rp 60.000 per Kg menjadi bahan evaluasi pihaknya agar tidak terulang tahun depan.
“Nanti kita perkirakan seberapa banyak kebutuhan saat menjelang lebaran akan dipasok melalui kandang penyangga. Tentunya bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait, kami terus memantau ketersediaan bahan pokok tersebut agar tidak terjadi penimbunan dan lain sebagainya pada hari H tersebut, semoga berhasil,” pungkasnya.(daq/vin)