KOTAWARINGIN LAMA –Usaha pemuda Desa Sukamakmur Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) mempertahankan sejarah pohon kedondong raksasa berusia ratusan tahun, setinggi 40 meter yang tumbang awal April lalu patut diacungi jempol. Sebelum tumbang, pohon berdiameter 4 meter di halaman makam Kyiai Gede itu, menjadi salah satu ikon warga setempat.
Muhammad Toha, selaku ketua Karang Taruna setempat memaparkan, kayu pohon raksasa tersebut sebagain mereka ambil dan dibuatkan bedug berukir cantik khas Jepara. Kini bedug tersebut berada di Masjid Al Hidayah di RT 07, Desa Sukamakmur.
Menurutnya, sebelumnya di masjid ini belum ada bedug dan pengurus masjid memang telah berencana ingin membuat bedug, namun belum mendapatkan kayu yang cocok.
”Setelah saya mendapat kabar pohon kedondong besar di area makam Kiai Gede tumbang, saya berinisiatif meminta salah satu potongannya. Hal ini saya utarakan ke Kades Sukamakmur, camat Kolam, bapak Akhmad Subandi (anggota DPRD Kobar) dan juga bapak Ujang, pengurus makam Kiai Gede dan semuanya mendukung,”papar Toha, Jumat (27/7).
Kemudian setelah mendapatkan satu potong berukuran tiga meter, kayu kedondong itu diangkut dan dikerjakan secara gotong royong untuk melobanginya. Karena pengerjaannya di bulan Ramadan, pemuda dan warga setempat mengerjakannya malam hari, setelah salat Tarawih.
“Pengerjaannya butuh dua pekan tetapi seandainya dikerjakan penuh, satu pekan sudah selesai. Dan untuk penanganannya kita serahkan ke bapak Bagio, pengrajin kayu di sini dan kebetulan juga ada ahli ukir bapak Sutris,” terang Toha.
Bedug berukuran 1,5 meter dan berdiameter 80 sentimeter itu mulai digunakan pada malam Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijiriyah lalu. Menurut Toha dipilihnya kayu kedondong, selain ukuran pohonnya mencukupi dibuat bedug, juga untuk sarana melastarikan sejarah pohon tersebut.
“Kita berharap generasi kedepan bukan hanya mendengar cerita dan foto pohon itu. Tetapi mereka masih bisa menyaksikan langsung bagian pohonnya, karena seluruh bagian bedug ini mulai dari bedug, tiang, palang dan pemukul bedugnya diambil dari pohon tersebut,” terang Toha.
Pj Kades Sukamakmur, Infrantriyono membenarkan kalau pemuda di desanya telah berupaya melestarikan sejarah pohon kedondong raksasa dengan dibuat bedug dan diletakan di Masjid Al Hidayah Desa Sukamakmur.
“Kalau tidak diceritakan, orang tidak menyangka kalau bedug itu dari pohon kedondong yang ada di makam Kiai Gede. Sebenarnya banyak saja warga, terutama warga Kotawaringin Hulu dan Hilir yang mengambil bagian pohon kedondong, tetapi tidak tahu dibikin apa,” tandasnya. (gst/gus).